Denpasar,Gatra.com- Merebaknya wabah ASF di beberapa negara, juga mengancam Bali. Hal ini karena Bandara I Gusti Ngurah Rai memiliki tingkat lalu lintas tinggi. Mengantisipasi masuknya wabah ASF, Kepala Karantina Pertanian Denpasar, Terunanegara mengatakan, segala upaya akan dilakukan untuk mempertahankan Bali agar bebas dari ASF.
“Ini tanggung jawab kita bersama, kerja sama seluruh pemangku kepentingan baik di bandara maupun pemerintah daerah. [Terutama] yang membidangi fungsi kesehatan hewan. Ini adalah kunci utama pencegahan ASF” ucap Terunanegara di ruangannya Jumat (4/10).
Menurutnya, kerja sama itu sudah dilaksanakan dengan stakeholder yang ada di Bandara I Gusti Ngurah Rai seperti Otoritas Bandara, PT. Angkasa Pura I, Bea dan Cukai serta seluruh maskapai penerbangan yang melayani penerbangan dari negara tertular. Ia mengatakan, salah satu langkanya dengan mengupayakan pencegahan. Terutama memperketat dan memeriksa bawaan penumpang yang berpotensi membawa wabah ini.
Upaya pencegahan dilakukan dengan melaksanakan Focus Group Discusion (FGD). Selain itu melakukan sosialisasi melalui pemasangan banner di beberapa tempat strategis. Ini menjadi peluang masuknya penyakit ASF.
Untuk wisatawan yang membawa produk olahan babi, Karantina Pertanian Denpasar mengantisipasi dengan menyiapkan Quarantine Bin sebagai sarana penampungan produk. Nantinya dilanjutkan melalui pemusnahan. Analisa risiko juga dilakukan oleh petugas karantina terhadap kemungkinan masuknya ASF ke Bali dengan pengambilan sampel sampah sisa makanan di pesawat.
Sebagai informasi, penyakit African Swine Fever (ASF) sudah mewabah di negara Eropa: Hungaria, Bulgaria, Latvia, Moldova, Polandia, Romania, Ukraina, dan Rusia. Beberapa negara Asia yang terjangkit ASF yaitu Laos, Korea, Hongkong, Kamboja, Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Timor Leste.
African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika terbawa melalui babi dan produk olahannya. Meski sudah melalui proses pengolahan, virus penyebab ASF ini masih bisa bertahan dan menjadi media yang berpotensi menyebarkan penyakit. Khusus produk olahan babi, wisatawan membawa makanan ini sebagai keperluan konsumsi selama liburan di Bali.