Home Internasional Sebanyak 27 Orang tewas Memasuki Hari Ketiga Demo di Irak

Sebanyak 27 Orang tewas Memasuki Hari Ketiga Demo di Irak

Baghdad, Gatra.com - Pasukan keamanan Irak menembaki ribuan demonstran yang menentang jam malam di Baghdad. Selain itu, angka korban tewas semakin membengkak menjadi 27 orang setelah tiga hari protes anti-pemerintah.

Pihak keamanan juga baku tembak dengan para demonstran yang memiliki senjata api di kota-kota wilayah selatan yang didominasi Muslim Syiah. Korban juga berasal dari pihak kepolisian.

Pihak kepolisian mengatakan, seperti dilansir Reuters (4/10), dua polisi dan dua pengunjuk rasa tewas Kamis malam di kota Diwaniya sekitar 160 km selatan dari Baghdad. Protes juga mengakibatkan 600 orang lainnya luka-luka.

Di tempat terpisah, Kota Hilla, satu pengunjuk rasa dipukul sampai mati, menurut keterangan polisi dan rumah sakit. Tiga orang juga tewas di satu distrik di Baghdad dan di tempat lain. Di ibu kota sendiri para pengunjuk rasa telah membakari kendaraan militer.

Sebelumnya, para demonstran menuntut pemerintah menurunkan angka pengangguran yang tinggi dan mengatasi layanan publik yang buruk. Namun tuntutan itu meningkat menjadi seruan menjatuhkan pemerintahan.

"Peluru tidak menakuti kita. Mereka tidak menakuti orang Irak. Ini semua akan jatuh di atas kepala mereka," kata seorang pengunjuk rasa di ibukota.

Setidaknya 4.000 pengunjuk rasa berkumpul di Tayaran Square Baghdad dan berbaris menuju alun-alun Tahrir lalu disambut dengan tembakan peluru tajam dan gas air mata. Di distrik Zaafaraniya di Baghdad, polisi menembak mati tiga pemrotes.

Polisi mengatakan para pemrotes menembaki mereka di kota Rifae dekat kota selatan Nassiriya di mana tujuh orang tewas semalam dan satu lagi pada hari Kamis. Lima puluh orang terluka di Rifae, termasuk lima polisi. Empat orang juga tewas dalam bentrokan semalam di kota selatan lainnya, Amara.

Amnesty International meminta pemerintahan Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi untuk mengendalikan pasukan keamanan dan menyelidiki kasus penembakan.

"Sangat memalukan bahwa pasukan keamanan Irak berkali-kali berurusan dengan pengunjuk rasa dengan kebrutalan yang menggunakan kekuatan mematikan dan tidak perlu," kata Direktur Riset Timur Tengah Amnesty International Lynn Maalouf.

PBB juga mendesak pemerintah Irak agar melakukan pengekangan maksimum dan mendorong kemungkinkan agar protes berjalan damai.

 

190