Hertford, Gatra.com - Elon Musk, pendiri perusahaan angkasa luar angkasa SpaceX, baru-baru ini meluncurkan pesawat Starship barunya. Hebatnya, pesawat tersebut dirancang untuk memboyong 100 anggota awak dalam perjalanan antarplanet di seluruh tata surya, dimulai dengan Mars pada 2024 mendatang.
Hal ini tentu saja menarik, memunculkan emosi harapan, dan petualangan yang mendalam. Namun, hal tersebut memiliki persoalan moral seperti yang ditulis Pakar Astronomi dan Astrobiologi Universitas Observatori Hertfordshire, Samantha Rolfe di livescience.com.
Musk, kata Samantha, ingin membangun empat atau lima versi kendaraan dalam enam bulan ke depan. Roket yang pertama akan melakukan uji coba hingga 20 km dalam waktu satu bulan, dan versi final akan mengorbit bumi.
Baca Juga: Elon Musk Kebut Pengerjaan Roket untuk Perjalanan ke Mars
Ia bercerita, bahwa pada awal 1960-an ketika presiden AS saat itu, John F Kennedy, mengumumkan perlombaan ke bulan, dibutuhkan hampir satu dekade untuk mencapainya. Kala itu beberapa anggota awak tewas selama fase pengujian. Meskipun demikian, ini telah menjadi tujuan penting sejak awal 'space age' bagi manusia untuk melakukan perjalanan antarplanet: menjelajahi, menambang, dan menjajah tata surya. Dengan demikian 'pengorbanan' sejumlah nyawa tersebut dinilai sepadan.
Ada banyak alasan untuk percaya SpaceX akan berhasil. Namun, kata dia, astrobiologis harus menjadi perhatian. Mars adalah salah satu planet yang menampung semacam mikroba. Ada risiko bagi manusia yang menjajaki planet tersebut, nantinya. Misalnya, sambung Samantha, dapat mencemari serangga di bumi.
Masalah lainnya adalah kesehatan manusia yang dikirim ke Mars. Ruang angkasa yang dalam, bukan tanpa bahaya. Selama ini, astronot yang bekerja di orbit bumi yang rendah, di bulan, dan Stasiun Luar Angkasa Internasional tetap memiliki risiko. Namun medan magnet bumi memberikan perlindungan dari radiasi ruang angkasa yang berbahaya.
Baca Juga: Roket SpaceX Meluncur Jalankan Misi Penyebaran Satelit
Di sisi lain, Mars tidak memiliki medan magnetnya sendiri dan atmosfernya memberikan sedikit perlindungan dari radiasi kosmik. Astronot akan terpapar radiasi ruang angkasa selama perjalanan antarplanet yang memakan waktu minimal enam bulan. Meskipun beberapa usaha sedang digarap terkait proteksi radiasi, Samantha berujar bahwa teknologi tersebut belum mapan jika dibandingkan teknologi roket ciptaan manusia.
Terlepas dari sensasi dan perasaan serta harapan yang ditawarkan petualangan semacam ini, Samantha berujar bahwa siapapun tidak harus melakukannya, baik sekarang maupun di masa depan. Rencana Musk, kata Samantha, berpotensi memiliki konsekuensi mengerikan bagi kehidupan alien, astronot, dan lingkungan.