Jakarta, Gatra.com - Menurut laporan Bank Dunia, proses urbanisasi dapat menjadi potensi pendorong utama kesejahteraan dan inklusivitas di Indonesia. Selain itu, kota-kota di Indonesia membutuhkan manajemen yang lebih baik serta pembiayaan yang cukup.
Menurut data yang dirilis pemerintah, Indonesia mengalami kenaikan jumlah urbanisasi seiring meningkatnya tingkat pembangunan. Diketahui bahwa sejak tahun 1950, Produk Domestik Bruto (PDB) rata-rata naik hampir 9 kali lipat.
Pada saat yang sama, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan naik dari 12% menjadi 56%. Angka ini menyimpulkan kesejahteraan Indonesia terkait erat dengan manfaat dari berkembangnya aglomerasi perkotaan.
Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Kurt Kunz, mengatakan, ketika orang dan perusahaan berkumpul di kota-kota, mempermudah untuk menyesuaikan keterampilan dengan lapangan pekerjaan.
"Kota adalah mesin penggerak kesejahteraan, dan inilah mengapa Swiss mendukung pembangunan perkotaan berkelanjutan di Indonesia," ujarnya saat menghadiri diskusi publik di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis (3/10).
Di tempat yang sama, salah satu perwakilan dari Bank Dunia, Sameh Wahba, menuturkan, jumlah penduduk di kota-kota Indonesia terus bertambah dengan pesat walaupun urbanisasi sempat melambat.
"Peluang ekonomi yang lebih baik di kota telah membantu mendorong jutaan penduduk Indonesia keluar dari kemiskinan dan jutaan lainnya menjadi kelas menengah," ujarnya.