Jakarta, Gatra.com - Direktur Pasar Komoditas Nasional (Paskomnas), Soekam Purwadi mengatakan, permasalahan yang terjadi di sektor industri hortikultura merupakan permasalahan klasik, lantaran selalu terjadi dan terus berulang tiap tahunnya.
Menurut Soekam, permasalah tersebut bermula di sektor hulu, yaitu pada petani dan sistem tanam tanaman holtikultura. "Petani-petani kita masih bekerja secara individu. Ada banyak lembaga, tetapi praktiknya minim. Teknologi, pola tanam, modal dan kebijakan untuk petani itu jadi satu, sehingga situasi pasar menjadi kacau," kata dia saat ditemui di Menara Kadin, Jakart Selatan, Kamis (3/10).
Hal-hal itulah yang kemudian membuat harga komoditas holtikultura rendah di satu musim. Hingga akhirnya membuat petani itu sendiri kesulitan. Namun sebaliknya, pada musim lainnya, harga komoditas menjadi sangat melonjak dan mengakibatkan konsumen kesulitan. Bahkan, untuk beberapa komoditas seperti cabai rawit dan bawang putih seringkali dihadapkan pada permasalahan inflasi dan deflasi.
"Tetapi saat harga tinggi petani pun tidak bisa menikmatinya. Ini yang kerap terjadi," imbuh Soekam. Lantaran terus berulang, Soekam berpendapat, bahwa sebenarnya permasalahan ini seharusnya dapat dihindari. Caranya, menurut dia adalah dengan mengefektifkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura.
"Solusinya terletak pada analisis kebutuhan nasional dan kebutuhan kota besar. Kota besar adalah penentu dari situasi pangan nasional. Akademisi sudah menghitung ini dan tinggal memanfaatkan datanya saja," jelas dia.