Washington, D.C., Gatra.com - Jaksa penuntut di Amerika Serikat (AS) mengatakan, tahanan gembong narkoba terbesar, Joaquin "El Chapo" Guzmán diduga memberikan US$1 juta sebagai uang suap kepada adik Presiden Honduras.
Dilansir BBC, tuduhan ini diungkapkan saat persidangan awal adik Presiden Juan Orlando, Juan Antonio Hernández di New York. Antonio ditangkap dalam operasi antinarkoba di Miami pada November 2018 lalu.
Menurut Presiden Orlando, tuduhan itu 100% salah, absurd, dan konyol. Bahkan, Presiden yang didukung Donald Trump ini mengatakan, tudingan itu tidak berdasarkan bukti.
Antonio (41), menghadapi empat dakwaan berbeda. Di antaranya, ia diprediksi mengimpor kokain ke AS dan melanggar kepemilikan senjata. Namun, Antonio bersikeras membantah beberapa tuduhan ini. Apabila terbukti bersalah, Antonio akan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Asisten Jaksa AS, Jason Richman mengatakan, Antonio dilindungi Presiden Orlando. Padahal, lanjut Richman, Presiden Orlando telah menerima jutaan dolar uang suap narkoba.
"Suap yang dia terima dari beberapa penyelundup kokain terbesar di dunia. Mereka adalah masyarakat 'El Chapo' dan kartel Sinaloa yang secara pribadi mengirimkan US$1 juta kepada terdakwa untuk saudaranya," katanya.
Jaksa penuntut tidak menjelaskan kapan dugaan transaksi oleh Guzmán terjadi. Ia hanya menjelaskan, awal tahun ini, Guzmán dihukum di pengadilan AS dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Menurut Richman, Antonio yang merupakan mantan anggota kongres, menjadi bagian dari organisasi yang disponsori negara. Organisasi ini diduga mendistribusikan kokain di AS selama bertahun-tahun. Bahkan, ia menyebutkan, wali kota, anggota kongres, jenderal militer yang korupsi, serta kepala polisi melindungi Antonio.
Beberapa kokain yang telah dikirim Antonio, berlabel "TH" yang berarti Tony Hernández.
Pengacara Antonio, Omar Malone mengatakan, ia menjadi sasaran karena kebijakan keras Presiden Hernández terhadap para penjahat, termasuk mengekstradisi penyelundup obat terlarang ke AS.
Dalam cuitannya di twitter, Malone menulis kalimat sanggahan. Presiden berusia 50 tahun ini menunjukkan, jaksa penuntut tidak mengatakan ia telah menerima uang yang diduga diberikan adiknya.
Dengan adanya kasus ini, Presiden Hernández digugat mundur oleh rakyatnya setelah sebuah dokumen pengadilan dideklasifikasi. Dalam dokumen itu, terdapat tuduhan bahwa dana kampanye presiden pada 2013 lalu bersumber hasil narkoba.