Washington, Gatra.com - Kandidat calon presiden dan Senator AS, Bernie Sanders dilaporkan menjalani prosedur pemeriksaan medis. Hal tersebut disampaikan oleh penasihat senior Sanders, Jeff Weaver yang dilansir livescience, Kamis (3/10).
"Pada 1 Oktober (waktu setempat), Sanders mengalami ketidaknyamanan pada dada selama acara kampanye. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan penyumbatan di satu arteri koroner ," kata Weaver.
Lanjutnya, setelah pemeriksaan tersebut, telah dipasang dua stent atau ring jantung pada Sanders. Weaver menyampaikan bahwa Sanders akan istirahat beristirahat selama beberapa hari ke depan hingga kondisinya pulih.
Direktur Sistem Elektrofisiologi di Northwell Health di Manhasset New York, Dr. Laurence Epstein menyatakan, karena Sanders baru pertama kali memasang stent, maka dirinya ditempatkan pada pengobatan sekunder untuk mencegah pembentukan penumpukan kolesterol dan deposit lemak alias plak.
Sebagai informasi, arteri koroner adalah pembuluh darah yang membawa darah ke otot jantung, dan penyumbatannya dapat menyebabkan nyeri dada, sesak napas, dan bahkan serangan jantung.
Sementara itu, stent adalah jenis pengobatan untuk penyakit arteri koroner, jenis penyakit jantung yang paling umum di mana arteri koroner menjadi menyempit atau tersumbat akibat plak. "Ini merupakan inovasi dari metode memotong arteri yang tersumbat," ujarnya.
"Sebuah stent menempel pada lapisan dalam arteri dan secara harfiah menekan plak atau penumpukan kolesterol dan deposit lemak di dinding jantung," katanya.
Epstein menjelaskan pemasangan stent dilakukan dengan memasukkannya melalui tabung kateter ke arteri di kaki atau pergelangan tangan dan nantinya akan mendorong stent tersebut ke arteri yang mengalami penyumbatan.
Profesor Kedokteran Kardiovaskular di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Ohio menyatakan biasanya pasien akan merasa lebih baik setelah dipasang stent. Sebab, stent membuka arteri yang tersumbat dengan cepat dan efektif.
"Meski demikian, setiap pasien bebas untuk memilih konsumsi obat ataupun pasang stent karena menurut sebuah studi yang diterbitkan pada 2017 di jurnal The Lancet, hasil keduanya tidak ada perbedaan. Tetapi bila kondisi pasien buruk, stent merupakan pengobatan yang disarankan," jelasnya.