Jakarta, Gatra.com - Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG), Haris Gunawan menuturkan, lahan gambut di Indonesia tidak dalam kondisi baik. Oleh karena itu, penting untuk menanam tumbuhan yang sesuai karakteristik lahan gambut.

"Saya akui, lahan gambut tidak dalam kondisi baik dan sehat. [Ini] membutuhkan tanaman yang sesuai karakteristik gambut dan tidak merusak lingkungan," ujarnya saat ditemui di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (2/10).

Oleh sebab itu, pihak BRG merekomendasikan penanaman sagu di lahan gambut. Penyebabnya, sagu cocok di hampir seluruh karakteristik gambut baik lebat maupun tipis-tipis dan saat ini sedang dilakukan uji coba di Papua dan Meranti.

Sementara itu, untuk penanaman sawit, Haris mengatakan, perlu pemikiran lebih lanjut mengenai dampak lingkungan. Ia berujar, tidak hanya sekedar menguntungkan dari segi ekonomi ekstraktif saja.

"Soal sawit ini, kita harus berpikir [mengenai] biaya pemulihan lingkungan karena kejadian saat ini, kita lihat kabut asap banyak, biaya pemulihan mahal hingga jatuhnya korban," ujarnya.

Haris berujar, perlu ada edukasi kepada masyarakat, bahwa sawit tidak lagi cocok ditanam di lahan gambut. Masih banyak tanaman lain seperti nanas, kopi, kelapa, dan aren dimana semuanya membutuhkan proses.