Magelang, Gatra.com - Hari ini tepat 10 tahun yang lalu, UNESCO menetapkan batik sebagai benda warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-benda. Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia. Batik kemudian akrab dikenakan dalam berbagai acara.
Jika dulu biasanya dikenakan pada acara resmi, sekarang batik mulai diaplikasikan sebagai padu padan fashion modern. Tidak jarang motif batik ditemukan pada tas atau pernak-pernik mode lainnya.
Seperti yang dilakukan Basiyo, perajin topeng batik di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Basiyo mengaplikasikan motif batik pada topeng kayu.
Teknik dasar topeng batik sama seperti membatik kain. Topeng kayu mentah yang masih polos dilukis menggunakan canting. Bedanya pada tahap akhir topeng batik dilapis resin agar awet.
Namun untuk mendapat hasil sempurna, proses mengeringkan resin tidak bisa buru-buru. Lapisan resin harus kering alami dengan cara diangin-anginkan dan tidak boleh terkena panas matahari langsung.
“Jika terkena panas matahari langsung, hasil lapisan resinnya pecah-pecah. Jadi harus kering alami dan pelan-pelan,” kata Basiyo saat ditemui di sanggar topeng batik di Dusun Ngadiharjo, Borobudur, Rabu (2/10).
Selain menjual topeng batik buatannya, di sanggar Basiyo juga menerima kelas melukis batik. Peminatnya kebanyakan wisatawan yang datang mengunjungi Candi Borobudur.
“Ada paket wisata edukasi membatik topeng. Biasanya yang ikut paket ini rombongan siswa sekolah. Jadi langsung praktik membatik di media topeng dan hasil karyanya bisa dibawa pulang.”
Topeng batik buatan Basiyo dijual per pasang Rp75 ribu. Sedangkan paket wisata membatik topeng dikenai tarif Rp30 ribu per orang.