Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Luky Alfirman mengatakan, melalui penerbitan obligasi ritel negara Indonesia seri 016 atau ORI016, pemerintah membidik pendapatan sebesar Rp9 triliun.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, alasan mengapa pemerintah berani menargetkan angka yang besar dari penerbitan obligasi tersebut adalah karena ORI016 termasuk ke dalam SBN, yang tradeable. Berbeda dengan SBR, yang statusnya nontradeable.
"Rp9 triliun untuk penerbitannya, memang ini berbeda dengan sebelumnya, SBR itu nontradable. Ini kan tradable, lebih likuid, jadi targetnya lebih besar," kata Lucky di acara peluncuran ORI016, di SCBD, Jakarta, Rabu (2/10).
Sementara itu, hingga Oktober 2019, pemerintah telah menerbitkan sebanyak 9 SBN ritel. Dengan ORI016 sebagai salah satunya.
Menurut Lucky, dari total 9 SBN ritel yang diterbitkan, pemerintah menargetkan dapat menghimpun pendapatan sebesar Rp60 triliun.
"Untuk sekarang, dari 8 SBN yang sudah diterbitkan sebelumnya, itu kita sudah dapat Rp40,2 triliun," imbuh Lucky.