Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menilai langkah kerja sama antara BPPT dan Daicel Corporation. Perusahaan kimia Jepang yang mengembangkan teknologi analisa senyawa ini merupakan langkah maju dalam mendukung keamanan obat di Indonesia.
Daicel Corporation terkenal sejak tahun 1979, dalam pengadaan teknologi High Performance Liquid Chromatography (HPLC).
Hammam menuturkan, saat ini BPPT menjadi Institusi dengan teknologi HPLC terbanyak di Indonesia. Menurutnya, hal ini menjadi penting karena BPPT sebagai pengawal penelitian, pengkajian, dan penerapan teknologi (Litbang Jirap) ingin Indonesiaberinovasi di bidang obat-obatan.
"Saat ini 98% obat-obatan kita masih impor. Ini upaya kita untuk mendirikan bahan baku obat dari kita sendiri. Kan lucu bahan baku obat asli dari Indonesia, lalu Justru di ekspor dalam kondisi mentah, dan di impor dalam bentuk jadi. Masa, kita enggak bisa mengubah nilai gunanya sendiri," kata Hammam saat ditemui di kantor BPPT, Jakarta, Rabu (2/10).
Selain itu, Hammam juga menjelaskan, dipercayanya BPPT untuk menerima hibah teknologi dari Daicel Corporation membuktikan, semakin membuat BPPT dianggap institusi terdepan dalam bidang Litbang Jirap. Hammam mengatakan, tujuan utama dari kerja sama ini agar tercipta pembangunan nasional khususnya di bidang obat-obatan.
"Ujung dari kerja sama ini, kita mau memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia kita, saat ini bisa menggunakan peralatan yang bagus. Tentunya dengan adanya kerja sama ini, kita bisa meningkatkan kapasitas dan kapabilitas bidang litbang jirap. Ini yang dibutuhkan ke depan," pungkas Hammam.