Palembang, Gatra.com - Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) Indonesia menyatakan, pemuda memiliki potensi lebih tinggi terpapar paham radikalisme dan terorisme. Berdasarkan data yang dimiliki BNPT, usia kalangan pemuda menduduki peringkat paling berpotensi terpapar di Indonesia.
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Halmi mengungkapkan, salah satu usia yang rentan terkena radikalisme ialah anak-anak muda. Adapun, metode terpaparnya kalangan tersebut diantaranya mulai dari interaksi media sosial, sesama teman, kerabat, lembaga pendidikan dan organisasi lainnya.
“Paham yang kita maksudkan adalah paham radikalisme dan terorisme. Paham yang ingin merubah konstitusi dengan cara kekerasan, seperti anti Pancasila hingga mengkafirkan orang lain,” ungkapnya pada dialog pencegahan terorisme di Politeknik Sriwijaya (Polsri), Selasa (1/10).
BNPT merilis terdapat tiga daerah di Indonesia dengan potensi paling besar terpapar paham radikalisme dan terorisme yakni daerah Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara, sementara daerah lain juga memiliki potensi yang sama. “Modus yang dilakukan dengan pengeboman. Ingin membunuh orang lain. Hal ini sudah ditemukan di Lampung dan daerah Jawa,” uajarnya.
Sebagai langkah pencegahan, BNPT mengajak kampus, sekolah dan orang tua guna turut mengupayakan pencegahan dengan pengawasan pada kegiatan mahasiswa di dalam kampus, serta sangat diperlukan pengawasan dari orang tua kepada anaknya masing-masing. “Jika ada perubahan sikap tentu harus dicurigai. Selain itu, kearifan lokal bisa menjadi daya tangkal yang dimiliki yakni wawasan, nilai nasionalisme, paham agama yang tepat, agar tidak terpapar paham ini,” pungkasnya.
Reporter: Karerek