Jakarta, Gatra.com - Kepala Komunikasi perusahan PT Pupuk Indonesia (Persero), Wijaya Laksana mengaku pihaknya siap menghadapi serbuan pupuk Cina di Indonesia. Pupuk Cina diketahui telah beredar di beberapa tempat di Indonesia.
"Gini deh, ini kayak Pertamina dan Shell. Shell masuk, tapi apakah kehadiran Shell itu ganggu kinerja Pertamina? Sedikit banyak mungkn iya, tapi kan nggak serta merta bikin Pertamina bangkrut kan," kata Wijaya kepada Gatra.com di Jakarta, pada Rabu (2/10).
Wijaya mengungkapkan hadirnya pupuk Cina disebabkan kebutuhan pupuk dalam negeri, yang belum semuanya terpenuhi akibat tingginya permintaan. Pihaknya saat ini mengeluarkan beberapa strategi.
"Ya efisiensi, supaya harga kita lebih kompetitif,” ujarnya.
Wijaya mengungkapkan efisiensi dilakukan melalui gasifikasi batubara, menjalankan pabrik pada titik optimal produksinya, serta revitalisasi pabrik.
"Jadi kalau dibilang kinerja kita turun gegara pupuk cina, ya nggak juga," tambahnya.
Berikut ini daftar pabrik PT Pupuk Indonesia (Persero) yang dieevitalisasi beserta kapasitasnya (ton/tahun) :
Tahun 2015
1. Pupuk Kaltim Bontang 5
Amoniak = 825.000
Urea = 1.155.000
2. Petrokimia Gresik
Asam Sulfat = 600.000
Asam Fosfat = 200.000
Tahun 2016
1. Pupuk Sriwijaya Palembang IIB
Amoniak PSP II B = 660.000
Urea PSP IIB = 907.500
2. Pupuk Sriwijaya Palembang I
NPK = 100.000
Tahun 2017
Petrokimia Gresik II
ZK = 10.000
Tahun 2018
Petrokimia Gresik IB
Amoniak = 660,000
Urea = 570,000
Adapun kapasitas pabrik (ton/tahun) PT Pupuk Indonesia pada tahun 2019 berdasarkan jenis pupuk dan bahan baku pupuk setelah revitalisasi adalah sebagai berikut :
1. Pupuk
Urea = 9.362.500
NPK = 3.180.000
ZA = 750.000
SP36 = 500.000
ZK = 20.000
2. Non Pupuk
Amoniak = 7.094.500
Asam Sulfat = 1.200.000
Asam Fosfat = 400.000