Jakarta, Gatra.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan perusahaan kimia sal Jepang, Daicel Corporation untuk menjamin keamanan obat.
Hal ini karena adanya pencemaran senyawa kiral yang dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan kesehatan. BPPT juga menerima hibah peralatan analisa kromatografi cair kinerja tinggi atau high performance liquid chromatography (HPLC).
Kepala Balai Bioteknologi BPPT Agung Eru Wibowo mengatakan, saat ini Indonesia masih mengimpor lebih dari 95% bahan baku obat, termasuk obat generik.
Ia menjelaskan, senyawa kiral kadang terkanding dalam komponen aktif obat yang dibuat melalui proses sintesis kimia.
Oleh karena itu, di dalamnya harus dapat dipastikan keamanan obat yang akan dikonsumsi masyarakat. Hal ini bisa terwujud dengan adanya teknologi HLPC, didalamnya termasuk dengan penggunaan HPLC untuk menganalisa senyawa kiral.
"Dengan teknologi HPLC ini, nantinya kita dapat menganalisa pemisahan senyawa yang memiliki struktur kiral. [Hal ini] menyebabkan efek samping pada tubuh manusia. Nantinya akan kita pisahkan senyawa kiral yang baik dan yang tidak baik untuk tubuh," kata Agung saat di temui di Kantor BPPT, Jakarta, Selasa (2/10).
Agung mengatakan, teknologi tersebut akan dikembangkan sebuah metode analisa senyawa kiral yang akan didorong untuk mendapatkan sertifikasi pengujian dari Komite Akreditasi Nasional. Apabila ada industri ingin menggunakan metode analisa senyawa kiral itu, maka BPPT dapat menyediakan layanan jasa.
"BPPT berharap layanan teknologi ini dapat menjadi referensi bagi BPOM generik lebih terjamin, serta dapat mendukung program Pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bahan baku obat," pungkasnya.