Padang, Gatra.com Pelaku kerusuhan di Wamena, Papua, Rabu (23/9) lalu masih gelap bagi korban yang selamat sekalipun. Perantau asal Ranah Minang, Erizal (42), warga Sungai Rampan, Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mengaku tidak mengenal kelompok pelaku kerusuhan di Wamena.
Apalagi, selama ini dia memiliki hubungan baik dengan masyarakat Wamena umumnya. Dalam kejadian itu, dia sekeluarga, anak, istri, dan adik istrinya dibantu orang Papua. Erizal yakin pelaku kerusuhan bukan orang Wamena, apalagi orang yang berada di tempat tinggalnya. "Saya juga tidak yakin itu dari Organisasi Papua Merdeka (OPM), sebab saya juga memiliki teman-teman dari orang OPM," kata Erizal di hadapan awak media di Padang, Selasa (1/10).
Dalam peristiwa kerusuhan itu, Erizal kehilangan anak, istri, dan kemenakannya karena terbakar. Sementara ia berhasil melarikan diri usai menjadi pura-pura mati, yang akhirnya meminta bantuan dari Kodim setempat, dan kini kembali ke kampung halaman.
Namun pascakerusuhan itu, Erizal belum memiliki rencana kembali ke Papua. Saat ini ia ingin memulihkan keadaannya di kampung halaman di Pesisir Selatan. Ia pun sangat berharap pemerintah di Papua mau menggantikan asetnya yang musnah.
Rencana selanjutnya belum terpikirkan. "Saya berharap Bupati Jayawijaya dan Gubernur Papua, aset saya yang terbakar ada ganti rugi. Saya punya tiga kios sewa, tempat tinggal, dan motor. Apalagi saya sudah memiliki KTP Papua. Saya harap tidak ada permusuhan seperti ini lagi," ungkap pria yang sudah menetap enam tahun di Wamena itu.