Palembang, Gatra.com – Politeknik Sriwijaya (Polsri) menyatakan fungsi pengawasan akan lebih ampuh guna mencegah agar ajaran radikalisme dan terorisme tidak masuk dunia kampus.
Wakil Direktur I Polsri, Charles mengungkapkan, meningkatkan fungsi pengawasan menjadi salah satu upaya yang terus dilakukan guna mencegah paham radikalisme dan teorisme. Upaya pencegahan yang umumnya dilaksanakan, ialah kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada mahasiswa, terkait paham tersebut. “Kita sering melakukan upaya pencegahan lunak dengan sosialisasi kepada mahasiswa,”ungkapnya usai kegiatan dialog pencegahan terorisme di Politeknik Sriwijaya (Polsri), Selasa (1/10).
Kampus menjadi salah satu lembaga yang mengalami peningkatan potensi terpapar kedua paham tersebut mencapai 55%. Meski demikian, Sumsel dinilai masih rendah jika dibandingkan dengan daerah lain. “Kegiatan organisasi kampus tidak salah, namun subtasi materi yang diberikan kepada mahasiswa yang dinilai perlu dikontrol,” terangnya.
Sementara, dalam pengawasan penyebaran kedua ajaran tersebut pada organisasi mahasiswa, pihak kampus tidak memiliki skema khusus saat melakukan sistem rekrutmen mentornya. Sistem mentor biasanya diberikan oleh senior atau kakak tingkat dalam organisasi tersebut. “Selain mahasiswa, kita juga melakukan pengawasan kepada dosen dan civitas akademika kampus lainnya. Sebagai upaya pencegahan terhadap paham radikalisme dan teorisme masuk kampus,” ucapnya.
Reporter: Karerek