Home Ekonomi Sekitar 1.740 Perantau Minang di Papua Ingin Pulang Kampung

Sekitar 1.740 Perantau Minang di Papua Ingin Pulang Kampung

Padang, Gatra.com - Tragedi kerusuhan di Wamena, Provinsi Papua menyayatkan luka bagi warga Sumatra Barat (Sumbar). Kendati sudah lama menetap di Wamena, sebagian perantau asal Ranah Minang, peristiwa mengenaskan itu menjadi sesuatu yang menakutkan dan trauma.

Akibatnya, pascakerusuhan itu, sebanyak 1.470 orang warga asal Sumbar ingin pulang ke kampung halamannya. Data itu didapatkan Pemprov Sumbar usai Wakil Gubernur Nasrul Abit meninjau langsung kondisi perantau asal Ranah Minang yang ada di Wamena, Papua tiga hari pekan yang lalu.

"Kami sudah mengunjungi langsung warga kita yang ada di Papua dan melihat langsung keadaan pengungsi di Wamena. Dari data yang didapatkan ada 1.470 orang, semuanya ingin pulang dulu," kata Nasrul Abit, kepada Gatra.com, Selasa (1/10).

Berdasarkan penjelasan Nasrul, jumlah itu hanya data sementara, dan kemungkinan besar akan bertambah sebab masih ada warga asal Sumbar yang belum terdata. Terutama warga yang masih sembunyi di perkampungan atau perbukitan di pinggiran kota Jayapura.

Menurut mantan Bupati Pesisir Selatan itu, apabila semuanya terdata kemungkinan perantau Minang di Papua bisa mencapai dua ribuan lebih. Namun dari jumlah itu, masih ada sekitar 200 orang perantau Minang yang lebih memilih bertahan di Papua. Alasannya, selain sudah lama menetap di sana, mereka juga tidak punya apapun lagi di kampung halaman.

Kendati begitu, Pemprov Sumbar juga tidak ada larangan bagi perantau yang ingin bertahan di Papua. Apalagi bagi perantau yang sudah memiliki aset yang cukup di tanah Papua, dan tidak ada pekerjaan atau tempat tinggal lagi di kampung halaman, Sumbar. Namun bagi yang ingin pulang ke kampung, akan difasilitasi Pemprov Sumbar.

"Bagi perantau yang masih ingin bertahan, kita persilahkan untuk melanjut hidupnya di Papua. Kita tidak ada paksaan untuk pulang. Tapi bagi yang ingin pulang, akan kita fasilitasi, seperti dengan pesawat atau dengan kapal laut," kata Nasrul.

225