Jakarta, Gatra.com - Menteri Kesehatan (Menkes), Nila F. Moeloek mengungkapkan, untuk meningkatkan distribusi vaksin ke seluruh Indonesia, dibutuhkan manajemen rantai dingin yang memenuhi syarat. Selain itu, harus disertai juga dengan penataan distribusi dan pelayanan vaksinasi yang efektif dan efisien di setiap titik fasilitas kesehatan (faskes).
"Untuk merealisasikan ini, kita perlu manajemen mata rantai dingin yang memenuhi syarat serta penataan distribusi dan layanan vaksin di setiap titik faskes yang efektif dan efisien," kata Nila saat ditemui di kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan, Selasa (1/10). Rantai dingin adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang bertujuan untuk menjaga suhu agar produk (vaksin) tetap terjaga selama proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi komoditas hingga ke tangan konsumen.
Syarat itu, lanjut dia adalah berupa kemandirian dalam melakukan suplai dan produksi vaksin. Sehingga nantinya vaksin dapat terdistribusikan kepada seluruh pasien, komunitas dan masyarakat dengan baik.
Untuk mencapai syarat itu, Nila mengaku, dibutuhkan kerjasama yang baik dari seluruh pihak, baik dari Kemenkes sebagai lembaga kesehatan negara, yang juga merupakan rantai tertinggi pengatur kebijakan kesehatan di Indonesia, hingga di rantai terendah seperti Puskesmas yang ada di setiap daerah.
"Kementerian Kesehatan, Dinkes Provinsi, Dinkes Kabupaten/Kota, serta Puskesmas perlu bersama-sama berkomitmen dalam menerapkan manajemen rantai dingin yang berkualitas untuk meminimalisir potensi kesahalan di berbagai titik penanganan vaksin," imbuh dia.
Jika vaksin sudah terdistribusi dengan baik, menurut Nila, itu dapat lebih meningkatkan taraf kesehatan di Indonesia. Selain itu, angka kematian karena penyakit menular, yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin pun juga akan ikut menurun.