Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengungkapkan bahwa nilai-nilai pembelajaran Pancasila secara formal dalam kegiatan belajar tengah dirumuskan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Sedangkan dalam sisi kebudayaan, Hilmar mengatakan sejatinya banyak terdapat praktik pancasila.
Untuk itu, jika dilihat dari segi kebudayaan, maka rumusannya lebih banyak pada pola perilaku dan praktik langsung di tiap individu. Karenanya, jika ditarik dalam ranah pendidikan, Pancasila sejatinya sudah tertanam dalam praktik kebudayaan.
Sejatinya praktik Pancasila melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat kebudayaan yaitu seniman mengajar, seniman masuk sekolah itu hampir semuanya memang penanaman nilai juga. Walaupun tidak secara verbal, Ungkap Hilmar saat ditemui paska Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Jakarta, Senin (1/9).
Hilmar juga mengatakan dalam program Seniman Mengajar yang diinisiasi oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbud juga barang tentu menanamkan nilai ke Bhinekaan. Selain itu melalui program tersebut, diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar terjalin suatu perkenalan antar berbagai budaya.
Hal tersebut menurut Hilmar penting, dimana pengenalan pada anak-anak selama ini masih sangat terbatas pada apa yang mereka miliki sendiri. "Padahal semangat kebudayaan dalam Bhinneka Tunggal Ika merupakan semangat yang inklusif. Hal tersebut mensyaratkan adanya pengenalan terhadap kebudayaan yang lain jadi bukan di lingkungan sendiri," katanya.
"Sebagai contoh mengajarkan lagu dari berbagai daerah dan menganggap itu menjadi miliknya. Itu paling penting sebetulnya. Jadi penanaman nilai melalui cara-cara seperti itu kita rasa sangat efektif," pungkasnya.