Padang, Gatra.com - Tragedi kerusuhan di Wamena, Papua menyisakan luka yang mendalam bagi masyarakat Sumatra Barat (Sumbar). Apalagi, dari 33 orang korban kerusuhan itu, sembilan diantaranya merupakan dari Ranah Minang.
Tercatat sebanyak 309 orang dari 981 orang perantau dari Ranah Minang berdomisili di Wamena sudah meninggalkan daerah tersebut. Sementara sisanya sekitar 672 orang di antaranya masih berada di Papua.
Minyikapi hal ituz Gubernur Papua, Lucas Enembe sangat menyesalkan atas apa yang terjadi di Wamena. Ia juga menyampaikan rasa duka dan berlangsungkawa atas banyaknya korban yang meninggal pada kerusuhan di Wamena.
Maka untuk pemulihan kondisi, TNI dan Polri bersama pemerintah Provinsi Papua bekerjasama agar kondisi segera normal. Kita semua berharap kondisi ini segera membaik dan kerusuhan tidak terulang lagi, sebut Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, Senin (30/9) di Padang.
Pernyataan itu disampaikkan Nasrul, sebagai hasil diskusinya bersama Gubernur Papua, bersama Letjen TNI Doni Monardo Kepala BNPB, Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab Pangdam Cendrawasih dan Irjen. Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar, M.H.
Terkait untuk logistik di pengungsian, bantuan terus mengalir berasal dari persatuan-persatuan perantau Minang seluruh Indonesia, Pemprov Papua, Pemkot dan Pemkab Jayapura serta TNI serta Polri.
"Saya berharap, pihak aparat keamanan bertindak tegas untuk menjaga keamanan masyarakat. Saya minta perantau Minang dan seluruh warga di Wamena, tetap waspada dan hati-hati, pungkasnya di hadapan awak media.