Banyuwangi, Gatra.com - Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) kerap mendapatkan perlakuan yang tidak layak. Bahkan, beberapa dari mereka harus kehilangan hak untuk hidup dan berkegiatan seperti orang normal pada umumnya.
Namun, hal lain dilakukan oleh Puskesmas Gitik yang sejak 2017 lalu mengusung Program Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (Teropong Jiwa). Program tersebut diperuntukan bagi para ODGJ mendapatkan pemulihan yang tepat.
Salah satu pemberdayaan ODGJ dari program Teropong Jiwa yang cukup menarik adalah pengusaha asuh yang memperkerjakan penyintas ODGJ, supaya tetap produktif.
"Kita berdayakan mereka supaya tidak tersingkirkan dari masyarakat. Seperti ibu Sumartin, setelah terkena ODGJ karena masalah rumah tangganya dulu ya dibantu untuk kerja buat kue-kue di sini," kata pengusaha asuh dari UD Aulia Royana, Jamilah di Desa Glitik, Kecamatan Regojampi, Kota Banyuwangi, Senin (30/9).
Jamilah bersama dengan anaknya Andi memberdayakan para penyintas ODGJ ini agar mereka tidak kesepian dan memiliki kegiatan. Ketika mereka produktif ini yang mengurangi potensi menyiksa diri sendiri maupun orang lain.
Kepala Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Gitik, Eko Budi Cahyono mengungkapkan, selain membuat kue, beberapa penyintas ODGJ di wilayah tersebut juga memiliki beragam kegiatan lain.
"Ada yang sudah sembuh itu pun sekarang kerja di luar Jawa. Tapi ya kami selalu mengingatkan mereka untuk tetap meminum obat untuk mencegah kekambuhan, di samping sibuk dengan kegiatan mereka," imbuhnya.