Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT) Kemendes PDTT, Samsul Widodo mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat sekitar 7.000 lebih daerah, yang berpotensi menjadi desa wisata. Namun, potensi ini hanya berdasar pada sumber daya alam (SDA).
"Padahal kalau kita bicara soal desa wisata, itu kan bisa saja wisata buatan, jadi artinya bisa lebih banyak dari itu," katanya di Jakarta, Senin (30/9).
Samsul menyebutkan, terdapat beberapa wilayah yang dijadikan wisata buatan dan berakhir sukses. Salah satunya Desa Ponggok di Jawa Tengah, yang membuat kolam renang menjadi wisata bawah air.
"Mereka sudah memiliki pendapatan kotor hingga Rp14 miliar. Jadi artinya bukan kami unggulkan tapi memang praktek-praktek mereka sudah cukup berhasil," ujarnya.
Menurut Samsul, desa-desa ini sering kali diminta Kemendes PDTT untuk mengisi presentasi di beberapa kesempatan. Itu dilakukan guna menyalurkan ide-ide serta cerita sukses wilayahnya, agar menjadi motivasi bagi daerah lain.
Selain itu, lanjut Samsul, pemerintah juga terus mendorong daerah-daerah lain agar dapat menjadi desa wisata. Bahkan, Kemendes PDTT memiliki tahapan rencana dimulai dari pembenahan destinasi wisata, dilanjutkan penerapan sistem e-ticketing, hingga pengembangan kuliner lokal.
"Jadi harapannya nanti di desa wisata itu, mereka mampu menyajikan masakan tradisional mereka," kata Samsul.
Dengan adanya kuliner lokal ini, lanjutnya, desa wisata dapat lebih mengembangkan pergerakan ekonomi masyarakat.
"Jadi nanti misalnya tiket itu ada dua jenis, pertama hanya tiket masuk desa wisata dan yang kedua adalah tiket yang termasuk makan siang atau paket. Itu nanti kita kerjasama dengan ibu-ibu PKK, agar bisa menyajikan makanan tradisional yang sehat," jelasnya.