Banyuwangi, Gatra.com - Pendampingan pecandu narkoba di Rumah Damping Genesa, di Desa Gitik, Kecamatan Regojampi, Kota Bayuwangi ini terbilang kreatif. Pasalnya, para pecandu tidak hanya sekadar ditampung, melainkan mendapatkan pembinaan berbagai aktivitas seni.
Koordinator Keluarga Asuh Kelompok Eks Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza), Muliyono (37 tahun) menuturkan, belajar kesenian mampu menjauhkan para pecandu yang masih berusia muda ini dari ketergantungan obat terlarang.
"Saat ini, total binaan kami ada 10 orang dengan rentang usia antara 20-25 tahun. Mereka kami arahkan terapinya, lebih ke psikologi dan keterampilan seni seperti membuat anyaman, berlatih tarian jejer gandrung jaran dawuk, jaranan, dan lainnya," ujarnya saat kunjungan bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Rumah Damping Ganesa, Senin (30/9).
Berjalannya proses pendampingan ini, tidak terlepas dari tantangan besar. Persoalan mengenai stigma buruk pecandu narkoba yang sudah mengakar di tengah masyarakat. Namun, Muliyono membuktikan, anak muda yang pernah menjadi pecandu narkoba memiliki kesempatan untuk mendapatkan masa depan yang baik.
Meski anak binaan Muliyono ini sempat mengonsumsi narkotika jenis sabu-sabu, tetapi sejak 2017, mereka sudah mulai dibina untuk lepas dari penggunaan narkoba.
"Ya setahun pertama memang agak berat karena ada yang sampai sakau kalau tidak pakai sabu-sabu. Nah, untungnya sekarang banyak yang sudah lepas dan memutuskan bekerja. Ada juga yang sembuh total, lalu bekerja sampai ke luar negeri," imbuhnya.