Jakarta, Gatra.com - Ikan cupang hias sudah dikenal cukup populer karena tampilan fisiknya yang memukau dan manfaatnya menghadang kembang biak nyamuk yang berpotensi menularkan penyakit. Di sisi lain, punya potensi ekonomi yang tak kalah menggiurkan.
Pemerhati cupang sekaligus Sekretaris Nusantara Aquatic (Nusatic) Andri Kurniawan mengatakan industri ikan hias cupang belakangan semakin pesat.
"Lagi bagus sekali. Para petani cupang tidak hanya menjual ikannya di wilayah-wilayah mereka sendiri, tapi juga diekspor," ujarnya saat ditemui Gatra.com ketika menggelar sosialisasi ikan hias di Car Free Day (CFD) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Minggu (29/9).
Baca Juga : KKP Gelar Sosialisasi Ikan Hias
Selain itu, tiap-tiap daerah di Indonesia juga berlomba untuk mengembangbiakkan ikan cupang berkualitas kontes. "Ikan cupang tidak seperti dulu lagi. Artinya jika dulu ikan cupang sebagai peliharaan aduan, sekarang kontes cupang hanya sebatas kontes hias," tambahnya.
Andri juga mengungkapkan bahwa di dalam sebuah kontes cupang, ada sekitar 70 kelas yang diperlombakan. Tiap kelas berisi satu jenis kriteria cupang. Mayoritas kontes ikan cupang di dunia, tambah Andir, 70% jenis cupangnya berasal dari Indonesia.
Jadi di dalam sebuah kontes cupang hias ada sekitar 70 kelas. Masing-masing kelas bisa terdapat banyak peserta. Di sinilah para penghobi memasukkan ikannya agar menang kontes. Mereka berlomba-lomba untuk mencari ikan yang bagus.
"Artinya, kualitas cupang Indonesia sudah diakui oleh dunia internasional. Kita akan segera menyusul kualitas dari para petani cupang Thailand. Thailand itu sangat pintar dalam menciptakan genetika baru, terutama dari segi kombinasi warna, mereka sangat pintar sekali," ujarnya.
Tapi, sambung Andri, kalau dari segi struktur badan, ekor, dan tulang ekor, Indonesia paling pintar. Selama ini, lanjutnya, cupang-cupang yang berasal dari Indonesia selalu dicari untuk diikutkan kontes.
"Jenis ikan cupang yang paling dicari yang berasal dari Indonesia adalah jenis crowntail," pungkasnya.