Cilacap, Gatra.com - Jamu merupakan minuman tradisional yang dapat menjadi daya tarik wisata. Syaratnya, produsen jamu harus menjaga kualitas dan mengembangan diversifikasi produknya.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Jawa Tengah, Sinoeng Noegroho Rachmadi mengatakan, provinsi Jateng memiliki banyak sekali varian jamu dengan berbagai macam khasiat masing-masing. Oleh karena itu, masyarakat diminta kembali menggalakkan budaya minum jamu.
"Melalui Festival Jamu dan Kuliner ini, kita mendorong masyarakat untuk minum jamu. Di sisi lain, kami juga ingin memberikan edukasi kepada produsen jamu untuk menurut aturan baku yang ditetapkan dalam membuat jamu," kata Sinoeng, melalui keterangan pers Festival Jamu dan Kuliner 2019, di Lapangan Batalyon 405 Cilacap, Sabtu (28/9).
Dia mengatakan, festival ini menitikberatkan pada perbedaan dan kemasan jamu. Upaya pengemasan jamu kali ditampilkan dengan akomodasi yang mempertimbangkan sisi higienis serta faktor kesehatan lainnya.
Sinoeng menyebut, jamu tidak boleh menggunakan bahan kimia buatan. Produsen jamu juga harus mengajukan sertifikasi Balai POM.
"Saya minta [izin] ini dipermudah," tegas dia.
Adapun festival yang berlangsung pada 27-29 September 2019 ini diikuti gabungan pengusaha jamu, BPOM Jawa Tengah, desa wisata, Pokdarwis, pelaku usaha dan UMKM. Ajang ini juga memberikan pengetahuan bagi pelajar melalui program "Jamu Goes to School" dan coaching clinic jamu dan kuliner.
Terpisah, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Cilacap, Heroe Harjanto mengatakan, gelaran Festival Jamu dan Kuliner ini dirangkai dengan Festival Nelayan. Ikon acara tersebut yakni tradisi sedekah laut.
"Tahun ini tradisi itu kita kemas menjadi atraksi wisata yang menarik untuk menjadi tontonan. Meski demikian, kemasan baru upacara adat tersebut tidak meninggalkan nilai budayanya," katanya.
Menurut Heroe festival tersebut akan digelar setiap tahun. Sebab, kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.