Kupang, Gatra.com - Sebanyak 300 anggota personil Polda Nusa Tneggara Timur (NTT) Jumat (27/9) dikirim ke Jakarta untuk BKO Polda Metro Jaya.
Rinciannya 200 anggota Sat Brimbob dan sisanya 100 anggota Sabhara yang dipilih dari Polresta Kupang dan Polres Kupang. Mereka ini akan melakukan tugas BKO sampai akhir bulan Oktober 2019.
Ratusan personel Polda NTT ini akan mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa hingga pelantikan anggota legislatif pusat dan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI.
Kapolda NTT Irjen Hamidin dalam arahannya ketika melepas 300 anggota personel ini menegaskan dalam melaksanakan tugas harus sebagai pembawa damai dan jangan menjadi penyebab masalah besar di Ibukota.
“Saat melaksanakan tugas, harus kendalikan emosi dan jangan terpancing suasana. Jaga kekompakan dan nama baik kesatuan, Polda NTT. Laksanakan tugas dengan baik dan jangan lupa memperhatikan kesehatan. Periksalah kesehatan secara rutin di klinik,” kata Irjen Hamidin.
Mantan Kapolda Sulsel ini juga mengingatkan pula agar personel Polda NTT jangan membawa peluru tajam saat bertugas mengamankan unjuk rasa. Karena sesuai catatan, personel Polda NTT merupakan anggota yang terbanyak dikirim BKO ke Polda Metro Jaya dibandingkan Polda lain di Indonesia.
“Saya minta kepada perwira yang menjadi pimpinan selama pelaksanaan tugas BKO diharapkan untuk mengendalikan anggotanya agar tetap dalam kesatuan dan kompak. Jalankan tugas kalian dengan baik pengamanan ketika unjuk rasa jelang sidang perselisihan hasil pemilihan umum. Saat itu kita mendapatkan penghargaan. Kali juga harus kembali kita dapatkan penghargaan tersebut lagi,” ujar Irjen Hamidin.
Seperti diberitakan Gatra.com sebelumnya Polda NTT mengirimkan 6 SSK dengan kekuatan 600 personil yakni, 300 personel Brimob dan 300 Samapta Polda dan jajaran Polres se NTT. Saat itu, personel Polda NTT melakukan pengamanan rekapitulasi, sidang PHPU dan pengumuman penetapan pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI sewlama tiga bulan di Jakarta.
Selama di Polda Metro Jaya, personel Polda NTT mendapat tugas bergiliran yang diatur Polda Metro Jaya di titik-titik rawan dan obyek vital seperti kantor Bawaslu dan KPU RI.
Selama tiga bulan berada di Polda Metro Jaya, para pejabat Polda NTT rutin mendatangi personel menyemangati anggota di sela-sela tugas pengamanan.