Jakarta, Gatra.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memutasikan Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Alberth, Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo dan Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Iriyanto. Mutasi itu tercantum dalam Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/2569/IX/KEP/2019.
Dalam surat itu, jabatan baru Kapolda Papua akan dipegang oleh Irjen Pol Paulus Waterpau, Kapolda Riau akan diganti oleh Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dan Kapolda Sulawesi Tenggara akan diduduki oleh Brigjen Pol Merdisyam.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, pencopotan dan perpindahan jabatan itu lumrah dilakukan di sejumlah organisasi
"Mutasi ini adalah hal yang alami dalam organisasi Polri sebagai tour of duty and tour of area, penyegaran, promosi dan dalam rangka meningkatkan performa kinerja organisasi menuju SDM unggul dan promoter," kata Dedi kepada Gatra.com melalui pesan singkat, Jumat (27/12).
Adapun serah terima jabatan itu akan dilangsungkan pada Senin, 30 September 2019 pukul 08.00 WIB di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Untuk diketahui, tiga daerah itu tengah menjadi sorotan. Kapolda Papua menghadapi aksi tolak rasisme yang pecah di sejumlah titik di Papua. Selain itu, aksi merembet hingga menyebabkan kericuhan dan pembakaran, yang mengakibatkan sedikitnya 30 orang tewas di Wamena.
Kapolda Riau, tengah menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyebabkan kualitas udara di sana, beberapa daerah bahkan negara lain memburuk akibat asap karhutla tersebut.
Presiden Joko Widodo sendiri sebelumnya sempat memberi peringatan kepada Tito dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk mencopot anggotanya yang tidak bisa mengatasi karhutla.
Terbaru, Kapolda Sulawesi Tenggara tengah menghadapi kasus tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) saat aksi tolak UU dan RUU kontroversial di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9).
Mereka adalah La Randi, mahasiswa jurusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO, meninggal karena luka tembak di dada sebelah kanan. Sementara Muhammad Yusuf Kardwi, mahasiswa Fakultas Teknik UHO, meninggal setelah berjuang dalam masa kritis akibat luka benda tumpul di kepala.