Padang, Gatra.com - Persoalan air bersih di Sumatra Barat (Sumbar) kini sudah ada solusinya. Salah satunya dengan menggunakan Mesin Penjernih Air dan Listrik (solar cell), teknologi terapan dari Korem 032/Wirabraja.
Alat ini sebagai bentuk yang ditawarkan TNI untuk masyarakat Sumbar dalam mengatasi persoalan air bersih. Pasalnya, alat ini mampu menyaring air limbah, air danau, air rawa, dan air laut menjadi air yang layak dikonsumsi langsung.
Tentu dengan kehadiran alat mutakhir ini, sangat diharapkan mampu mengatasi kekurangan air. Terutama di daerah pelosok, pedalaman, atau perbatasan. Misalnya, di Mentawai, Pasaman, Pesisir Selatan, bahkan Kota Padang yang sering kekeringan di musim kemarau tiba.
Alat ini bentuk kepedulian TNI terhadap kondisi di Sumbar yang masih ada kekurangan air bersih. Setidaknya alat ini bisa memberikan bantuan meski sedikit, kata Danrem 032/Wirabraja, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo dalam sosialiasi di GOR Agus Salim Padang, Jumat (27/9) pagi.
Kunto menuturkan, konstruksi alat ini dilakukan bekerjasama dengan PT Kharisma Utama untuk menghasilkan air bersih dengan kapasitas 70 ribu liter per hari. Alat ini dioperasikan dengan generator listrik, atau panel solar cell baterai litium yang mampu beroperasi 3000 watt dan mampu beroperasi dalam cuaca kelembaban tinggi.
Terkait teknologi dan inovasi ini, Wakil Gubenur Sumbar, Nasrul Abit memberikan apresiasi kepada Korem 032/Wirbaraja. Apalagi selain untuk menjaga kelestarian ekosistem, alat ini disinyalir akan mampu membantu mengatasi sejumlah persoalan yang dihadapi masyarakat Sumbar nantinya.
Pasalnya menurut Nasrul, air bersih dibutuhkan semua orang. Apabila kekurangan air bersih, akan berefek pada kesehatan. Misalnya, stunting hingga gizi buruk. Tentu dengan adanya terobosan ini, dangat diharapkan turut membantu masalah kesehatan di daerah Sumbar.
"Kita sangat berterima kasih pada Korem 032/Wirbaraja ini, sebab telah banyak membantu Sumbar. Mulai dari Bios44 hingga penjernih air panel solar ini. Nanti kita anggarkan pengadaannya 2020," ungkap mantan Bupati Pesisir Selatan dua periode itu.
Sementara Dandim 0319/Mentawai, Letkol CZI Didit Yusnadi sangat beruntung usai menerima bantuan alat ini untuk dioperasikan di Mentawai. Dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan air bersih di Kepulauan Sikerei tersebut.
Didit menuturkan, untuk memaksimalkan air bersih nanti hanya persoalan suplai listrik. Ia mengungkapkan, kendati Mentawai dikelilingi lautan, tapi salah satu persoalan di Mentawai saat ini adalah kekurangan air bersih. Jadi dengan alat ini akan membantu masyarakat Mentawai.
Kemudian alat ini nantinya akan ditambah terus di setiap daerah Mentawai. Pihaknya akan mendorong pemerintah daerah setempat untuk pengadaan alat ini untuk masyarakat Mentawai. Salah satunya akan ditempatkan di setiap muara atau pelabuhan yang ada.
"Kita optimis bisa mengatasi air bersih di Mentawai nantinya, ini bagian dari solusi dari Danrem. Jadi ini menjadi pilot projek nantinya di Mentawai. Alat ini akan kita letakkan di Pelabuhan Sikabaluan," tuturnya.
Terkait alat penjernih air ini, Direktur PT Kharisma Utama, Heri Agung Darma menjelaskan, air laut atau air limbah diolah menjadi benar-benar layak dikonsumsi. Tentu dengan alat ini sangat membantu penyediaan air bersih di daerah nantinya. Terutama di daerah pelosok atau pulau terluar.
Heri menerangkan, alat tersebut terdiri dari beberapa rangkaian jenis tabung yang dihubungkan pipa paralon dan stainless steel. Setidaknya ada tiga tabung yang berfungsi sebagai bak penerima. Baik air laut atau air limbah dimasukkan dalam tabung tersebut.
Melalui pipa paralon masuk ke mesin pompa, lalu dialirkan ke dalam mesin press. Kemudian air dialirkan ke membran filter berbentuk tabung kecil panjang sekitar satu meter. Tabung membran itu terdiri dari tiga tingkatan.
Setelah diproses di membran untuk menyaring air dari kumuh, berbakteri dan kotor serta bau menjadi jernih. Prosesnya dilanjutkan ke mesin ultraviolet agar air benar-benar higenis, sehingga benar-benar layak dikonsumi. Sebab, air layak minum kadar pH-nya dalam rentang pH 6,5 hingga pH 8.
Alat ini bisa dioperasikan dengan solar panel maupun listrik. Tapi kapasitas produksi dua tenaga itu berbeda. Jika dioperasikan menggunakan solar panel, hanya memproduksi 30 ribu liter air bersih. Kalau menggunakan listrik bisa 70 ribu liter per hari, pungkas Heri.