Bungo, Gatra.com – Defisit anggaran yang terjadi saat ini di Kabupaten Bungo saat ini menjadi perhatian khusus di berbagai kalangan di Kabupaten Bungo. Tak terkecuali pihak akademisi di lingkup kabupaten kota lintas Muarabungo ini.
Diketahui, beberapa waktu lalu Wakil Bupati Bungo, Syafrudin Dwi Apriyanto mengatakan hingga kini Kabupaten Bungo mengalami defisit anggaran hingga angka Rp232 miliar lebih.
Menanggapi soal defisit ini, Muhamad Asman, Wakil Rektor II Universitas Muarabungo ini mengatakan ada beberapa hal yang perlu dievaluasi dan perlu perhatian khusus.
“Apabila belanja daerah yang lebih besar dibandingkan pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah, tentunya akan terjadi defisit,” kata Asman, Jumat (27/9).
Mahasiswa Program Doktor Ekonomi Universitas Jambi (Unja) ini mengatakan pemerintah harus lebih memperhatikan di tim pokja perencanaan, hal ini terjadi karena kelemahan perencanaan di tingkat bawah, “Harusnya perencanaan yang kuat berbasis data pendapatan asli daerah. pendapatan kecil, belanja besar tentu tak akan seimbang,” ujarnya.
Menurutnya apabila Bupati Bungo ingin mengejar target pembangunan sesuai dengan visi-misinya, harusnya pihak Pemda harus lebih getol dalam mengejar sumber-sumber pendapatan yang di selama ini dianggap masih belum maksimal.
“Di antara penerimaan daerah yang dapat dioptimalkan seperti pajak penerangan jalan, pajak restoran, galian c, papan reklame media advertising, walet, pajak hiburan dan banyak lainnya yang masih bisa dioptimalkan,” kata mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muarabungo ini.
Sehingga dengan maksimalnya penghasilan dari beberapa sektor pajak ini akan mampu meningkatkan PAD yang berdampak terhadap pembangunan, “Kalau PAD-nya sudah tinggi apa pun bisa dibuat, tanpa defisit tentunya, mudah-mudahan visi Bungo Master 2021 dapat terwujud,” ucap Asman.
Reporter: Frengki Sawitra