Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kemeterian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Samsul Widodo, mengatakan, dalam pengembangan desa wisata, perlu diterapkannya sistem e-ticketing. Sistem ini, bisa memberikan data pengunjung secara detail.
"Berapa anak-anak, berapa orang tua, berapa perempuan, berapa laki-laki, kita bisa tahu," katanya di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (27/9).
Selama ini, lanjut Samsul, pemerintah dan pengelola desa wisata tidak pernah mengetahui profil pengunjung secara detail. Saat ini, data yang dimiliki pemerintah hanya jumlah pengunjung.
"Saya lihat, kadang pengelola desa wisata itu juga enggak paham. Jadi misalnya begini, di Bali tidak semua jasa wisata itu sudah bisa diekspos dengan e-ticketing dan sebagainya, itu banyak yang belum," ujarnya.
Padahal, dengan mengetahui profil pengunjung, bisa menjadi acuan dalam pengembangan desa wisata. Bahkan, fasilitas-fasilitas pendukung wisata bisa disesuaikan dengan profil pengunjung.
"Nah, pada saat kita tahu profil mereka sehingga service untuk mereka kan bisa kita optimalkan dan sesuaikan. Misalnya, di sini banyak yang datang keluarga, maka fasilitas untuk keluarga kita siapkan," ujar Samsul.
Oleh karena itu, pemerintah daerah harus bisa menangani hal ini. Pasalnya, di era industri 4.0 ini, digitalisasi merupakan keniscayaan.
"Kenapa kita ingin ada digitalisasi? Kita tahu selama ini ada 18 juta orang yang sudah masuk ke Indonesia tapi karakternya tidak terlihat," ungkapnya.