Bungo, Gatra.com – Aksi demo mahasiswa gabungan PMII dan HMI, IMM dan gabungan kampus di Kabupaten Bungo yang diberi nama Gerakan Mahasiswa se-Kabupaten Bungo ternyata ada yang janggal.
Mulanya para mahasiswa yang dikomandoi oleh Ahmad Hidayat Hafiz ini memasukkan surat pemberitahuan demo ke Polres Bungo dengan 5 agenda tuntutan namun hal yang berbeda terjadi saat aksi demo yang diduga ada muatan kepentingan pihak lain.
“Saya enggak tahu, saat aksi tiba-tiba sudah ada agenda selipan membahas masalah di daerah,” kata Bani Amin, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bungo merasa terjebak.
Ia mengatakan awalnya mereka diajak demo hanya membahas masalah undang-undang Agraria, masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), masalah revisi undang-undang KPK, masalah undang-undang Pertanahan dan RKUHP namun sejumlah orasi selipan hadir di tengah demo yang dihadiri ratusan mahasiswa ini.
Adanya lima agenda yang bakal disuarakan. Ini dibenarkan Kasat Intelkam Polres Bungo Iptu Malik, SH, katanya SPT yang dimasukkan hanya lima poin “UU Agraria, karhutla, revisi UUD KPK, RUU pertanahan dan RKUHP,” kata Malik melalui pesan singkat WhatsApp.
Sedangkan 11 masalah di Kabupaten Bungo yang dibacakan saat orasi sama sekali tak disebutkan di surat pemberitahuan yang diberikan ke pihak Satuan Intel Polres Bungo, “Ndak ado (tidak ada),” kata Malik Lagi.
Terpisah Ahmad Hidayat Hafiz membantah kalau 11 materi lainnya tak disampaikan di SPT, Katanya, “ Ada, semuanya kami muat di SPT yang dikirim ke pihak Intelkam Polres Bungo,” jawab Ahmad Hidayat.
Diketahui, demo Gabungan Mahasiswa se-Kabupaten Bungo (26/9) lalu selain membahas lima masalah Nasional seperti UU Agararia, masalah karhutla, Revisi UUD KPK, RKUHP, dan UU Pertanahan, namun di balik itu juga terselip agenda tuntutan seperti masalah keberadaan stockpile, revisi perda tak relevan, masalah kebocoran anggaran, inventarisasi dan penataan ulang HGU dan 7 poin lainnya.
Reporter: Frengki Sawitra