
Solo, Gatra.com – Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel akan memperketat pemeriksaan personel polisi agar tak membawa senjata api dan peluru saat mengamankan aksi mahasiswa. Hal ini untuk mengantisipasi peristiwa seperti dialami La Randi, mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, yang tertembak saat berdemontrasi.
”Kami akan lakukan pengawasan seketat mungkin,” ucap Rycko saat ditemui di Polresta Surakarta, Jumat (27/9).
Pengawasan itu akan melibatkan pejabat tingkat menengah di Polda dan seluruh Polres di Jawa Tengah. Pengawasan diperketat khususnya pada anggota polisi yang akan mengamankan aksi demonstrasi.
Ia menjelaskan, pengawasan juga akan melibatkan Provost dan Propam yang diterjunkan dari Polda Jawa Tengah. Rycko mengatakan, tidak semua kota dan kabupaten memiliki personel yang cukup untuk melakukan pengawasan.
Menurut dia, pengawasan ini untuk memastikan tiap personel tidak berangkat ke lokasi demo dengan membawa senjata api, peluru karet, apalagi peluru tajam. ”Termasuk petugas yang membawa senjata laras pendek, kami akan awasi,” ucapnya.
Pemeriksaan pasukan juga akan dilakukan secara terbuka. Tak menutup kemungkinan, pemeriksaan personel polisi akan direkam. ”Kalau perlu kami akan mengundang media untuk pemeriksaan ini,” ujar Rycko.
Kapolda mengatakan, pengawasan ini penting demi mengantisipasi peristiwa tewasnya mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, La Randi, karena terkena tembakan.