Jakarta, Gatra.com – DBS Group Research memperkirakan daya beli masyarakat pada semester II 2019 tidak akan sekuat semester I. Sebab, daya beli masyarakat di semester I didukung oleh pemilihan umum yang jatuh pada April dan Lebaran pada Juni 2019. Kedua peristiwa ini menjadi pendorong perekonomian pada semester I.
Di semester II, pertumbuhan konsumi akan sedikit melambat dibanding semester I karena rendahnya subsidi yang diberikan pemerintah. Konsumsi di luar Jawa ada kemungkinan akan terpengaruh oleh turunnya harga komoditas, seperti harga minyak kepala sawit (CPO) dan batu bara.
Analis DBS Group Research, David Arie Hartono, Andy SIM, dan Cheria Christi Widjaja memaparkan hasil riset Indonesia Consumer yang dirilis pada Agustus 2019. Ditemukan bahwa turunnya harga komoditas CPO dan harga produk pertanian lainnya akan berdampak terhadap daya beli masyarakat di semester II. Industri-industri yang berbasis komoditas pertanian diketahui menyumbang sepertiga dari total lapangan kerja di Tanah Air.
Baca Juga: Traveloka Epic Sale, Kasih Diskon Gila-Gilaan
“Berakhirnya pemilihan presiden, yang berkaitan erat dengan belanja pemerintah, seperti bantuan sosial dan bantuan dana tunai, berakhirnya Lebaran, serta melemahnya harga komoditas, khususnya CPO dan batu bara, menyebabkan belanja konsumsi sedikit melambat,” tulis mereka dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Jumat (27/9).
Namun, konsumsi di semester terakhir tahun itu tidak akan turun secara signifikan karena ada faktor pemberian bonus dan gaji ke-13 bagi aparatur sipil negara (ASN) pada Mei 2019. “Pemberian bonus dan gaji itu seharusnya bisa mendorong belanja retail pada kuartal II dan semester II 2019,” kata analis DBS Group Research.
Selain itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pasar ketenagakerjaan cukup kuat. Ini disebabkan berlanjutnya proyek-proyek pemerintah, tren kenaikan upah pekerja konstruksi, serta turunnya tingkat pengangguran di Indonesia menjadi 5% pada Februari 2019.
Baca Juga: Meski Pasar Bergejolak, OJK Sebut Pasar Masih Aman dan Stabil
Pasca Lebaran dan pemilihan presiden, DBS Group Research berharap pertumbuhan konsumsi tetap akan positif, terutama karena tidak adanya hari libur nasional dan peristiwa-peristiwa politik. Para retailer yang menargetkan kelas menengah ke atas bisa memanfaatkan kelompok yang memiliki pendapatan lebih stabil ini. Kelompok ini biasanya banyak membelanjakan uangnya untuk pakaian, meskipun tidak ada acara-acara yang tidak biasa.
‘Indonesia Great Sale’, yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) di 321 mal di Tanah Air selama 14-25 Agustus 2019 untuk menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, menjadi katalis positif bagi pertumbuhan konsumsi di semester II.
Baca Juga: Tren Pay Later, Pahami 5 Risiko Ini
Aprindo menargetkan transaksi dalam ‘Indonesia Great Sale’ bisa mencapai Rp5 triliun. DBS Group Research berpendapat kegiatan yang memberikan diskon hingga 74% tersebut bisa memberikan katalis kepada seluruh perusahaan ritel di kuartal III, karena bisa memberikan stimulus berbelanja pasca Lebaran. Natal juga bisa meningkatkan belanja di kuartal IV.
“Kami berharap penjualan ritel naik saat Natal dan di akhir tahun,” kata para analis. “Perusahaan-perusahaan ritel bisa meningkatkan penjualan mereka selama masa-masa ini. Tapi penjualan online dapat menjadi ancaman karena penjualan mereka juga bisa saja meningkat lewat program ‘Hari Belanja Online Nasional’ (Harbolnas) yang jatuh di Desember,” demikian ditambahkan.