Jakarta, Gatra.com - Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Asia Tenggara, Kiki Taufik, menanggapi pernyataan Greenomics Indonesia terkait pembukaan data kepada publik mengenai kolaborasinya dengan salah satu tersangka penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yakni Sinar Mas Group pada 2015 lalu.
"Kami justru bertanya kepada Greenomic yang berperan sebagai juru bicara tidak resmi dari KLHK. Seharusnya Greenomics berikan masukan kepada KLHK untuk menegakkan hukum yang tegas kepada Sinar Mas Group yang menjadi pelaku karhutla sampai 2018, bukan malah menanyakan peran Greenpeace," katanya saat dihubungi pada Jumat (27/9).
Baca juga: Greenomics Minta Greenpeace Buka Data Soal Kolaborasinya Dengan Sinar Mas
Namun demikian, Kiki mengakui bahwa pihaknya pernah menjalin kolaborasi dengan Sinar Mas Group untuk kampanye supaya perusahaan besar seperti Asia Pulp and Paper (APP) mematuhi aturan dan berkomitmen untuk No Deforestasi, No Peatland Development, dan No Exploitasi terhadap pekerja (NDPE).
"Kami berhasil mendesak Sinar Mas Group saat itu untuk memiliki komitmen NDPE dan Greenpeace lakukan pengawasan implementasinya. Tetapi hanya saja, kami menemukan mereka masih belum lakukan full transparansi sehingga Greenpeace putuskan untuk tidak lagi kolaborasi dengan Sinar Mas Group," ujarnya.
Baca juga: Kampanye #SawitItuBaik, Greenpeace: Lebih Baik Bantu Padamkan Karhutla
Karena itu, lanjut Kiki, cukup mengherankan Greenomics malah bertanya tentang peran Greenpeace. Ia tegas menyatakan, Greenpeace adalah organisasi independen yang tidak pernah menerima dana dari perusahaan ataupun negara, selalu bertindak dengan menggunakan data yang valid, terpercaya, dan tidak pandang bulu.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, Vanda Mutia Dewi, meminta Greenpeace untuk menjelaskan kepada publik tentang pengalamannya saat kolaborasi dengan Sinar Mas Grup. Greenomics menilai kolaborasi tersebut gagal karena Sinar Mas Group jadi penyebab karhutla pada 2015.