Jakarta, Gatra.com - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (kemenristekdikti) mengatakan bahwa pihaknya akan memfasilitasi dialog terkait apa yang menjadi permasalahan yang disuarakan mahasiswa pada aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI, pada Senin (23/9) dan Selasa (24/9). Hal tersebut diungkapkan oleh Menristekdikti Mohamad Nasir.
Nasir mengatakan pada Senin (30/9), Kemenristekdikti memanggil seluruh rektor Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia dalam rangka berdialog terkait masalah yang saat ini tengah jadi pembincangan di masyarakat. Hal ini juga dalam rangka memfasilitasi para mahasiswa agar dapat berdialog langsung dengan para politisi.
"Kami akan fasilitasi dialog, Senin 30 September mendatang saya akan panggil seluruh rektor di Indonesia. Ini harus kita ajak bicara juga, supaya para mahasiswa bisa kami fasilitasi untuk berdialog dengan para politisi pembuat kebijakan," Pungkas Nasir saat ditemui di Jakarta, Kamis (26/9).
Nasir juga menghimbau agar mahasiswa tidak lagi melakukan aksi turun ke jalan den lebih mengedepankan aspek dialog. Menurutnya, kampus sendiri bisa menjadi ruang dialog terbuka bagi mahasiswa untuk menyuarakan apa yang menjadi aspirasinya.
Apalagi nantinya Kemenristekdikti akan mencoba menggandeng Kemenkumham, Fakultas Hukum tiap Universitas, dan anggota legislatif ke depan untuk membicarakan rancangan undang-undang yang menjadi aspirasi mahasiwa tersebut.
"Harapan saya pada mahasiswa, mari kita kembali ke kampus, Kita lakukan dialog. Kampus membuka ruang dialog yg terbuka bagi mahasiswa. Dan nanti kita akan menggandeng pihak-pihak yang berkepentingan. Kalau itu berkaitan dengan perpu, kita bs kerjasama dengan DPR, Kerjasama dengan fakultas hukum seluruh Indonesia. Bagaimana mengkaji RUU itu. Jadi, ini nanti yg kami harapkan, mudah-mudahan mahasiswa bisa paham dengan baik," paparnya.