Jakarta, Gatra.com – Kesibukan bekerja dapat menjadi salah satu faktor penyebabkan seseorang mengabaikan rasa lapar. Dalam kondisi lapar, seseorang akan mudah terpancing emosi.
Ahli Gizi, Dr. Juwalita Surapsari, SpGK menjelaskan, bahwa hubungan antara marah dengan lapar disebabkan karena terjadinya penurunan gula darah dalam tubuh.
Gula darah kemudian mengeluarkan hormon ghrelin (hormon yang memberi sinyal lapar ke otak). Kemudian otak mendapat sinyal bahwa tubuh merasa kelaparan atau kekurangan energi, sehingga menumbuhkan hormon kortisol.
"Kortisol merupakan hormon stres. Jika kortisol tinggi, orang jadi lebih gampang marah, bicara lebih kacau, dan bahkan bisa berperilaku agresif," jelas Juwalita dalam acara ABC Sari Kacang Hijau Anti Maper di Crown Hotel, Jakarta, Kamis (26/9).
Lebih lanjut, Juwalita juga menegaskan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dengan perempuan dalam meluapkan emosi.
"Paling perbedaannya saat perempuan menstruasi saja. Tipsnya, menjelang menstruasi lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur, karena banyak mengandung serat. Dan juga makan makanan yang mengandung protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan seperti kacang hijau dan kacang merah," ucapnya.
Pada orang yang sedang diet, juwita tetap menyarankan untuk makan paling tidak 3 kali sehari karena lambung pada dasarnya kosong setiap 3 jam sekali setelah makan dan gula darah juga turun setelah 3 jam setelah makan sehingga menyebabkan emosi meluap.
Jadi, Juwalita menyimpulkan bahwa kondisi marah laper (maper) dapat dihindari dengan mengonsumsi nutrisi yang tepat. Pengaturan gula darah merupakan kunci untuk mengontrol emosi.
Reporter: JJH