Jakarta, Gatra.com - Belum lama ini beredar kabar, seorang wanita dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi lobak pedas Jepang, wasabi dalam jumlah besar. Dilansir dari Medical Daily, Rabu (25/9), awalnya wanita berusia 60 tahun itu mengira wasabi itu adalah alpukat.
Saat itu, Ia dadanya tertekan hingga menjalar ke lengan. Berdasarkan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), wanita itu terdiagnosis "kardiomiopati takotsubo", atau sindrom patah hati. Kondisi ini didefinisikan sebagai gangguan sementara fungsi pemompaan normal jantung di satu area jantung.
Dari berita itu, beredar rumor, wasabi merupakan makanan yang mengakibatkan gangguan jantung. Menanggapi hal ini, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI), Dr. dr. Isman Firdaus Sp.JP (K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FESC, FSCAI mengatakan, kabar itu tidak benar.
"Sampai sekarang, belum ada laporan, baik dari jurnal internasional atau bukti ilmiah yang mengatakan, makan wasabi dapat menyebabkan gangguan jantung. Namun, apabila di dalam wasabi terdapat kandungan seperti garam, gula, dan lemak yang tinggi ya mungkin. Bukan wasabinya, tetapi ada unsur lain," ujarnya saat ditemui Gatra.com di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan, Kamis (26/9).
Menurut dokter Isman, mengonsumsi memakan pedas hanya berpengaruh pada lambung. Namun, dalam kondisi metabolisme rendah dengan jantung lemah mungkin bisa terganggu apabila makan pedas.