Jakarta, Gatra.com- Amerika Serikat (AS) diprediksikan mengalami krisis ekonomi pada 2020 akibat perang dagang yang masih berlanjut dengan China.
Ekonom Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal menyebut krisis yang akan dialami AS tidak memberikan dampak yang besar.
“Indonesia kalau untuk shock eksternal, tidak terlalu signifikan. Karena, memang yang jadi masalah adalah dari sisi internal. Berdasarkan simulasi saya, shock eksternal itu cuma bertahan dua hingga tiga bulan,” katanya usai mengikuti IKF VIII 2019 bertemakan Capital Culture: Entering New Era of Culture with New Capital Mindset, di Jakarta, Kamis (26/9).
Fithra menyebut sisi internal yang dimaksudkan yakni potensi capital outflow, khususnya untuk investasi portofolio. Itu juga sudah di waspadai oleh World Bank kepada perekonomian Indonesia.
Fithra menilai meskipun AS mengalami krisis, namun masih mempunyai instrumen jangka panjang, seperti instrumen 10 year bond.
“Ini akan di kejar oleh konsumen untuk menghindari resiko di jangka pendek, dan mereka (10 year bond) masuk ke katergori safe heaven. Maka, ketika terjadi krisis, ini ada capital outflow di Indonesia untuk menuju negara yang safe heaven,” ucapnya.
Dikatakan, langkah itu dinilai normal, karena sudah menjadi sikap dari investor. Ini tipikal investor adalah untuk menghindari resiko yang banyak dan ada di emerging market.
Fithra mengatakan, guna memitigasi diperlukan foreign direct investment (FDI). FDI dapat ditarik dengan menciptakan sinyal positif dan iklim investasi yang baik di Indonesia.