New York, Gatra.com - Peti mati yang sempat hilang dan ditemukan di salah satu museum Amerika Serikat, kembali lagi ke Mesir. Benda bersejarah ini memiliki kisah kelam, sempat terjarah dan terselundup ke luar Mesir pada 2011. Artefak berusia 2.100 tahun, simbol kematian seorang imam bernama Nedjemankh.
Saat ini, peti mati Nedjemankh kerap ditampilkan pada pameran artefak Mesir. "Sejauh ini penyelidikan kami telah menunjukkan bahwa peti mati ini hanyalah satu dari ratusan barang antik yang dicuri oleh jaringan perdagangan multinasional yang sama," kata Jaksa Distrik Manhattan Cyrus Vance, dalam upacara pengembalian peti mati, New York, Rabu (26/8), dilansir BBC.
Benda yang berasal dari abad ke 1 SM, dibeli oleh salah satu museum besar di AS seharga $4 juta atau Rp56 triliun dari dealer seni Paris. Diketahui, sebelum dibawa ke Paris, peti mati ini sempat dikirim ke Jerman.
Menurut pemerintah AS, barang antik ini dijual ke museum oleh jaringan perdagangan seni global, menggunakan beberapa dokumen palsu. Salah satu dokumen palsu yang ditemukan yakni izin ekspor Mesir tahun 1971.
Mereka mengatakan, peti mati besar dan penuh hiasan itu dimakamkan di wilayah Minya, Mesir selama 2.000 tahun sebelum dicuri pada tahun 2011. Setelah dikembalikan, rencananya peti mati ini akan dipamerkan oleh pemerintah Mesir pada 2020 mendatang.
"Ini bukan hanya untuk orang Mesir, tetapi untuk warisan kita bersama," kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Hassan Shoukry.