Jakarta, Gatra.com - Project Manager dari Large Projects City Solutions Fortum Antti Liukko mengatakan pembangkit listrik tenaga sampah (Intermediate Treatment Facility -ITF) Sunter yang dikelola di ITF Sunter tidak perlu dipilah lagi. Apalagi, ITF Sunter nantinya akan menampung sampah rumah tangga saja.
Dikatakan, sampah yang diangkut dari rumah tangga bisa langsung diproses dalam fasilitas ini dengan sistem insinerator.
"Insinerator ini tidak memerlukan pemilahan sampah," kata Antti kepada wartawan di Kantor Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara, Kamis (26/9).
Fasilitas pengolahan sampah ini lanjut Antti akan bekerja operasional setiap hari untuk mengolah 2.200 ton sampah rumah tangga, dan menghasilkan listrik 35 megawatt per hari.
Selain itu, kata Antti, nantinya sampah yang masuk ke ITF 80 persennya langsung diolah dan hanya 20 persen sampah saja, yang akan menjadi residu.
“Sedang diupayakan juga agar residu 20 persen bisa dimanfaatkan, misalnya kembali menjadi bahan baku bangunan. Sedang dicarikan juga mitra yang dapat mengolah residu menjadi bahan baku lainnya," katanya.
Antti menambahkan, fasilitas pengolahan sampah ini dilengkapi dengan teknologi berupa waste bunker untuk melakukan penyeragaman sampah, drain bunker untuk memproses air lindi, grate boiler dengan insinerator bersuhu tinggi kurang lebih 850 derajat Celcius.
“Tempat penampungan sampah (waste bunker) tersebut dapat menyimpan sampah sampai tiga hari,” ujarnya.
Dikatakan, ITF Sunter juga memiliki teknologi flue gas treatment untuk membersihkan gas buang, air pollution control residue untuk menangkap abu yang beterbangan, air cooled condenser sebagai unit pendingin yang menggunakan udara, serta pollutant control system termasuk selective non-catalytic reduction, semi dry scrubber dan spray drying absorption baghouse filter.
“ITF Sunter akan dibangun dengan dana sebesar US$250 juta oleh PT Jakarta Solusi Lestari (JSL), yang merupakan perusahaan patungan antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Fortum yang berbasis di Finlandia.
Antti mengungkapkan, sebetulnya, ITF Sunter ini sudah ada sejak Desember 2018 dan sudah di ground breaking. Sayangnya, pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) ini belum dibangun di Sunter hingga saat ini. Sebab, ITF Sunter harus terlebih dahulu menyelesaikan berbagai studi komprehensif dan tahap persiapan termasuk disetujuinya kajian dampak lingkungan dan sosial (Environment and Social Impact Analysis/ESIA), serta diperolehnya berbagai perizinan seperti IMB dan jaringan transmisi.