Jakarta, Gatra.com - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengklaim tidak ada pelajar atau mahasiswa yang tewas dalam rangkaian demonstrasi menolak rancangan undang-undang di sekitaran gedung DPR/MPR pada 23-25 September 2019.
Ia menyebut, memang ada korban meninggal, tetapi bukan dari kalangan pelajar atau mahasiswa yang berdemonstrasi, melainkan perusuh.
"Yang bersangkutan meninggal dunia bukan pelajar, bukan mahasiswa, tapi kelompok perusuh itu. Tidak ada satu pun luka tembak. Karena saya sudah memerintahkan tidak ada menggunakan senjata termasuk peluru tajam, peluru karet," kata Tito di kantor Kemenko Polhukam, Kamis (26/9).
Tito menjelaskan korban meninggal itu merupakan perusuh yang terlibat bentrok di perempatan Slipi, Jakarta Barat pada Rabu, 25 September 2019 malam. Perusuh dalam demo rusuh membakar pos, merusak kendaraan, menutup jalan raya, hingga melempar batu. Menurut dia keadaan itu persis seperti kerusuhan 21-22 Mei 2019.
Tito menyatakan, berdasarkan laporan yang ia terima, korban tewas bukan karena luka tembak, tetapi pingsan dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polri. Korban meninggal diduga karena kehabisan oksigen.
"Kemungkinan besar kekurangan oksigen, karena saat itu padat sekali masyarakat di situ atau mungkin ada gangguan lain di fisiknya. Tiap orang di jalan ada yang sehat, ada yang sakit," sambung Tito.
Tito mengatakan, pihaknya akan menghubungi keluarga korban guna autopsi. Tito pun meminta media untuk tidak membuat kutipan yang provokatif terkait adanya korban dalam bentrokan yang juga melibatkan TNI dan Polri.
"Sekali lagi penekanan saya, tidak ada pelajar dan mahasiswa dalam peristiwa tadi malam di Jakarta yang meninggal dalam demo damai," kata Jendral bintang empat itu.