Jakarta, Gatra.com - Masyarakat Jakarta harus lebih bersabar menunggu fasilitas pengolahan sampah di dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter. Pasalnya, sebelum dimulai kontruksi, Environment and social impact analysis (ESIA) harus terlebih dahulu di-review oleh lembaga Internasional yang berwenang.
Nagwa Kamal, Direktur Keuangan PT Jakarta Solusi Lestari mengatakan, saat ini ESIA sedang berproses. Menurutnya, ini penting untuk menentukan tahapan pembangunan ITF Sunter selanjutnya.
"Jadi kita tidak bisa lanjut, sebelum ESIA selesai. Jadi sebelum penandatanganan perjanjian pinjaman [dana], ESIA ini harus selesai. Menjadi lama, semua perizinan ini harus ada IMB, dan izin transmisi. Jadi, ESIA menjadi sangat fundamental," katanya kepada wartawan, di Kantor Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara, Kamis (26/9).
Selain itu, Nagwa menambahkan, kelengkapan dokumen ESIA penting untuk meyakinkan investor. Penyebabnya, standar ESIA sudah masuk ke tahap International Finance Corporation (IFC). Ditambah, ESIA juga berpedoman pada lingkungan, kesehatan, dan keselamatan untuk fasilitas pengelolaan limbah Grup Bank Dunia (World Bank Group). Apalagi, pembangunan pengelolaan sampah (ITF) baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
"Pada ESIA lebih detail, katakanlah ada komponen lingkungan bener-bener dikaji dalam dua musim atau satu tahun. Bagaimana dinamika perubahan lingkungan, misalnya kualitas udara atau kualitas air. Di Amdal memang juga dilakukan, tetapi lebih pada data sekunder pada satu musim saja," katanya.