Jakarta, Gatra.com - Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) berhasil mengubah sampah plastik jadi bahan bakar minyak (BBM). Menurut Kepala BBKK, Wiwik Pudjiastuti pengubahan ini menggunakan proses pirolisis (pembakaran)."Reaktor pirolisis untuk mengubah bahan baku limbah plastik menjadi crude oil," kata Wiwik di Jakarta, Kamis (26/9).
Ia mengklaim, mesin reaktor pirolisis yang dirakit tim peneliti BBKK berbentuk sebuah reaktor tegak dilengkapi dengan inlet katalis, inlet bahan baku, dan pencampur mekanis. "Inlet katalis untuk memasukkan katalis ke reaktor, inlet bahan baku untuk memasukkan bahan baku ke reaktor, dan pencampur mekanis untuk menghasilkan campuran yang homogen sehingga memperluas permukaan sampel dan mudah menguap," katanya.
Selain itu, dalam mesin ini juga dilengkapi pemanas elektrik yang suhunya dapat diatur. Pengaturan suhu ini berpengaruh pada sifat fasa gas yang terbentuk selama proses.
Selanjutnya, terdapat kondensor untuk mengubah fasa gas menjadi fasa cair. Bahkan, kondensor ini dilengkapi dengan tipe single tube untuk memastikan semua fasa gas terkondensasi (mengembun) sempurna.
"Berikutnya, terdapat saluran gas yang tidak terkondensasi dapat ditampung untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar gas. Saluran residu pada bagian bawah tabung reaktor untuk mengeluarkan sisa padatan, serta adanya penampung crude oil di ujung bawah kondensor," jelas Wiwik.
Hasil pirolisis ini, lanjutnya, memiliki karakteristik setara solar dan setara pelarut yang merupakan hasil uji dari Lemigas. Berdasarkan uji laboratorium yang telah dilakukan, didapatkan spesifikasi pelarut mendekati jenis pelarut produksi PT. Pertamina. Jenis pelarut itu, yakni Pertasol (10%), Minasol (10%), dan Low Aromatic White Spirites (30%), serta Solar (40%) dengan cetane number sebesar kurang lebih 60 sesuai spesifikasi Euro4.
Selain itu, hasil samping yang potensial berupa gas bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar gas (BBG) jika diproses lebih lanjut. Gas yang dihasilkan melalui proses pirolisis, antara lain gas hidrogen 9,1%, metana 4,7%, etana 4,6% dan propana 12,2% dengan nilai kalor 1209,25 BTU/ft3.
Gas yang sudah dipurifikasi dapat dimasukkan ke dalam tabung. Pengemasan dalam tabung akan memudahkan dalam penyimpanan dan aplikasi di lapangan. Gas hasil pirolisis juga telah terbukti dapat diaplikasikan pada kompor gas, burner proses pirolisis serta genset, pungkasnya.