New York, Gatra.com - Suhu musim dingin pada umumnya membuat tidak nyaman bagi kebanyakan orang, tetapi bagi seorang wanita di New York, kondisi seperti itu justru menumbuhkan sistem kekebalan yang langka.
Wanita yang berusia 70 tahun itu tinggal di New York bagian utara. Daerah tersebut memang terkenal akan suhu rendahnya ketika musim dingin. Wanita itu pergi ke dokter ketika dia mulai merasa pusing dan mengembangkan ruam ungu spidery yang tidak biasa di seluruh tubuhnya. Dia mengatakan kepada dokter bahwa dua minggu sebelumnya, dia mengalami terkena virus infeksi pernapasan.
Dokter mencatat bahwa ruamnya yang besar tampaknya disebabkan oleh masalah kulit yang disebut livedo reticularis. Kondisi ini disebabkan oleh pembuluh darah spastik atau sirkulasi abnormal tepat di bawah kulit.
Alih-alih menampakkan warna merah pekat, darah wanita itu mengalir hampir jernih dengan rumpun-rumpun merah tua mengambang di cairan. Sel darah merah yang membawa oksigen dan memberi darah rona kardinalnya secara spontan saling menempel. Menurut analisis laboratorium, wanita itu menderita penyakit aglutinin dingin di mana sistem kekebalan tubuh mulai menghancurkan sel darah merah.
Biasanya, antibodi dalam darah dan cairan getah bening menghancurkan patogen yang menyerang, seperti virus dan bakteri. Pada orang dengan penyakit aglutinin dingin, suhu rendah memicu antibodi ini untuk berikatan dengan sel darah merah.
Sel-sel yang ditangkap kemudian menumpuk di rumpun tebal, proses ini dikenal sebagai aglutinasi yang akhirnya membunuh sel-sel dan membuat orang kekurangan oksigen untuk darah yang sangat dibutuhkan. Dalam kasus ini, baik infeksi pasien maupun cuaca di New York yang dingin kemungkinan akan memperburuk kondisinya.
Tim medis menghangatkan wanita itu dan merawatnya dengan transfusi darah serta obat kanker rituximab. Obat ini diyakini dapat digunakan untuk mengobati kondisi autoimun tertentu.
Setelah satu minggu perawatan, seperti dilansir Livescience, rasio sel darah merah pasien menunjukan total volume darah lebih dari dua kali lipat. Artinya, anemianya telah hilang dan rasa pusingnya mereda, meskipun ruam berbintik-bintiknya tetap ada ketika ia keluar dari rumah sakit.