New York, Gatra.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan bahwa ia siap untuk mengamandemen atau membahas perubahan atas kesepakatan nuklir 2015. Namun, ia meminta Amerika Serikat (AS) agar mencabut sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Iran.
"Perubahan kecil, penambahan atau amandemen terhadap perjanjian nuklir jika sanksi dicabut," kata Rouhani, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/9).
Meski demikian, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif nampaknya tak sependapat dengan Rouhani. Hal ini diungkapkannya ketika ditanya terkait kemungkinan untuk mengubah kesepakatan nuklir.
"Tidak ada perubahan pada kesepakatan nuklir," ujarnya.
Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump tetap kekeuh untuk tidak mencabut sanksi yang dijatuhkannya kepada Iran. Trump menilai bahwa tidak ada pemerintahan lainnya yang akan bertanggung jawab terhadap pelanggaran yang telah dilakukan Iran.
"Selama perilaku mengancam Iran terus dilakukan, sanksi tidak akan dicabut, sanksi itu akan diperketat," ungkap Trump.
Seperti diketahui, ketegangan semakin meningkat antara Teheran dan Washington, sejak tahun lalu ketika Trump keluar dari pakta nuklir dan menjatuhkan sanksi pada Republik Islam Iran yang dicabut berdasarkan perjanjian.
Sebagai balasan atas kebijakan "tekanan maksimum" AS, Iran secara bertahap mengurangi komitmennya terhadap pakta dan berencana untuk melanggar lebih lanjut jika pihak-pihak Eropa gagal menepati janji mereka untuk melindungi ekonomi Iran dari hukuman AS.
Konfrontasi kembali meningkat antara Teheran dan Washington menyusul serangan terhadap situs-situs minyak utama di Arab Saudi pada 14 September lalu. AS, Eropa dan Arab Saudi menyalahkan Teheran atas serangan itu, yang diklaim oleh kelompok Houthi yang berpihak Iran di Yaman. Iran membantah terlibat.