Jakarta, Gatra.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyebutkan dua daerah di Provinsi Kalimantan sebagai daerah penyumbang hotspot atau titik panas terbesar di Indonesia. Dua daerah itu ialah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
"Data tersebut dari LAPAN, kalau kita lihat di Sumatera Selatan cukup banyak, tetapi masih terkendali. Di Riau juga kecil, tetapi kalau ada hotspot-nya besar," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat (Kapusdatimnas) BNPB, Agus Wibowo dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), di gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), Jakarta Pusat, Rabu (25/9).
Menurut data BNPB, jumlah hotspot di kedua daerah itu mulai mengalami peningkatan dari Juli, dan menuju puncaknya di Agustus hingga Oktober 2019. Pola peningkatan hotspot itu, kata Agus, sebenarnya hampir sama setiap tahunnya. Namun, hingga saat ini, upaya untuk mencegah atau mengurangi karhutla masih sulit dilakukan.
Sementara itu, untuk menekan sebaran karhutla, pemerintah akan terus melakukan berbagai macam upaya. Salah satunya, menggunakan teknologi modifikasi cuaca, yang menurut Agus, alat tersebut sudah cukup efektif mengurangi hotspot karhutla.
"Jadi operasi secara intensif itu dilakukan mulai tanggal 21 September menggunakan teknologi modifikasi cuaca. Tanggal 23 September total ada 3.124 titik api dan asapnya tebal sekali dan sekarang turun jadi 1.744," imbuh dia.