Gunungkidul, Gatra.com -Geopark Gunung Sewu di wilayah Kabupaten Wonogiri, Pacitan, dan Gunungkidul masih berstatus anggota Unesco Global Geopark (UCC), geopark dunia diakui PBB. Namun ada lima catatan evaluasi Unesco untuk tiga pemerintah kabupaten itu agar membenahi Gunung Sewu.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Asti Wijayanti mengatakan lima catatan itu, antara lain, belum adanya logo geopark internasional. Logo bisa ditempatkan di mana saja, semisal di dekat gapura selamat datang di jalur Yogyakarta-Wonosari, Kecamatan Patuk.
"Logo geopark internasional itu menjadi catatan paling atas. Logo itu akan segera kami tindak lanjuti," kata Asti saat ditemui di Playen, Gunungkidul, Rabu (25/9).
Selain di gapura selamat datang, logo itu bisa juga ditempel di kemasan oleh-oleh atau produk olahan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masyarakat di sekitar situs geopark. "Pemilik UMKM yang produknya ditempeli logo geopark internasional harus menjadi mitra geopark," katanya.
Para mitra juga harus memenuhi beberapa persyaratan, termasuk bisa berbahasa Inggris. Hal itu supaya mereka bisa menjelaskan produknya pada wisatawan mancanegara.
"Semua butuh proses. Kami akan mendampingi atau melakukan pelatihan bahasa Inggris kepada masyarakat yang berkecimpung di dunia pariwisata, khususnya di sekitar situs geopark," katanya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono mengatakan evaluasi Unesco lainnya soal ketersediaan informasi di geosite. Ada 13 geosite di Gunungkidul, namun belum semua menyediakan informasi. "Promosi-promosinya juga masih kurang. Catatan itu akan kami perbaiki," ucapnya.
Sebelumnya, tim penilai Unesco melakukan penilaian ulang atas keanggotaan Gunung Sewu di UCC pada akhir Juli lalu. Geosite Gunung Sewu di tiga kabupaten ini sudah menjadi warisan dunia sejak 2015. Pada 2019 ini, Gunung Sewu kembali meraih keanggotaan UCC yang berlaku sampai 2023.