Jakarta, Gatra.com - Ketua Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) Sapta Nirwandar mengatakan, Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim harus bisa menguasai industri makanan halal, baik untuk dalam maupun luar negeri.
Ia mencontohkan bagaimana kesuksesan negara Brazil sebagai pengekspor utama unggas halal di dunia.
"Padahal mereka bukan negara mayoritas muslim," kata Sapta saat ditemui Gatra.com usai konferensi pers soal industri halal di Jakarta, Rabu (25/9).
Sapta menjelaskan bahwa Brazil menjadi pengekspor ayam ke negara-negara muslim, seperti di wilayah Uni Emirate Arab (UEA).
Negara Brazil, ujarnya, mempunyai supply-chain peternakan ayam halal, mulai dari telur sampai pemotongan, halal.
"Bahkan mereka mempunyai pelabuhan khusus untuk itu," tambahnya.
"Proses mereka mengikuti aturan-aturan Syariah. Tapi kalau orangnya belum tentu (beragama Islam)," terangnya.
Proses industri ternak ayam di Brazil bersertifikasi internasional. UEA sebagai pengimpor, mengontrol penuh ekspor yang masuk, terutama dalam konteks peraturan di negara-negara tersebut.
"Misalnya, Arab Saudi ingin impor ayam dari Brazil, maka dia pasti akan cek ini halal atau tidak," katanya.
Sapta mengungkapkan IHLC bersama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Bank Indonesia (BI), dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), akan bersama-sama membangun industri halal Indonesia agar bisa masuk ke pasar global.