Gunungkidul, Gatra.com - Siswa di Kabupaten Gunungkidul akan mendapat layanan pendidikan ala sekolah elite. Melalui program 'Gunungkidul Cerdas', Gunungkidul bantuan teknologi dari Google.
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul Sumarto mengatakan program ini memanfaatkan teknologi Google. Perusahaan raksasa teknologi itu juga telah memberi puluhan bantuan alat penunjang.
"Ini adalah pembelajaran milenial. Saat ini kami sudah laksanakan di tiga sekolah, yakni di SD 1 Wonosari, SMP 1 Karangmojo, dan SMA 1 Playen," katanya di Gunungkidul, Rabu (25/9).
Sumarto menjelaskan, lewat program ini, siswa dapat belajar tanpa batasan tempat, waktu, dan pilihan. Belajar bisa dilakukan di mana saja, tak hanya di sekolah . "Jadi siswa dan guru masing-masing akan memiliki akun untuk memakai program ini," katanya.
Setelah login akun, siswa bisa memilih guru yang akan mengajarinya sesuai kemampuan dan daya tangkap mereka. "Siswa kadang ada yang lebih cerdas dari gurunya. Jadi cari guru yang lebih senior. Ada pula siswa yang daya tangkapnya lemah atau anak berkebutuhan khusus yang butuh guru khusus," katanya.
Pembelajaran ini memakai komputer atau gadget yang terhubung internet. Sumarto menyebut fasilitas belajar seperti ini sebenarnya telah dimiliki sekolah-sekolah swasta elite.
"Sekolah swasta yang elite atau yang internasional sebenarnya sudah menjalankan. Hanya sekolah swasta bayarnya kan ada yang Rp5 juta, Rp6 juta per bulan, bahkan Rp16 juta per bulan. Tapi kami gratis," katanya.
Sumarto mengatakan, program ini akan diluncurkan bersama petinggi Google pada 7 Oktober mendatang. Secara bertahap, teknologi ini akan diterapkan di sekolah-sekolah. "Setelah launching, 30 sekolah akan memakai program ini," katanya.
Dinas mematok target pada 2023 seluruh sekolah di Gunungkidul menerapkan teknologi ini. Saat ini, selain menyiapkan alat penunjang, para guru juga didorong agar lolos tes untuk mengoperasikan program ini.
"Pada 2020 ada 200 guru yang akan ikut tes. Sedangkan kesiapan fasilitas penunjang internet juga akan disalurkan Dinas Komunikasi dan Informasi ke desa dan kecamatan. Itu bisa dipakai nanti," ucapnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Gunungkidul Kelik Yuniantoro mengatakan, saat ini 60 kantor desa memiliki free WLAN. Ia juga telah berkomunikasi dengan pihak 30 kantor desa untuk memasang WLAN pada September ini. "Harapannya tahun ini bisa selesai. 144 kantor desa yang ada bisa difasilitasi," ucapnya.