Jakarta, Gatra.com - Pemilihan tema Re-Mitologisasi dalam kompetisi dan pameran Basoeki Basoeki Abdullah Art Award (BAAA) #3 kali ini adalah sebagai bentuk penumbuhan dan penciptaan kesadaran-kesadaran baru dalam masyrakat bahwa kita harus menghargai apa yang ada di sekeliling kita. Hal tersebut sejatinya karena kita tidak hidup sendiri, tapi kita hidup di alam bersama orang lain.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekertaris Ditjen (Sesditjen) Kebudayaan Kemendikbud, Sri Hartini, dalam kegiatan kompetisi dan pameran BAAA #3 di Museum Basoeki Abdullah, Cilandak, Jakarta Selatan. Menurutnya, tema mitologi kali ini menjadi suatu kreativitas dan pemikiran yang tidak mudah.
"Kenapa mitologi ini diangkat menjadi tema, karena para seniman mempunyai kreasi dan pemikiran yang biasanya berpijak pada mitologi. Yang harus digaris bahwahi dalam mitologi adalah kita gali apa sih yang berada di situ, apa nilai-nilai yang terkandung yang secara positif bisa dikmbangkan saat ini," ungkap Sri saat ditemui di Museum Basuki Abdullah, Jakarta, Rabu (25/9).
Sri juga mengungkapkan bahwa tema Mitologisasi yang diangkat bukan berarti menjadi sebuah kemunduran pemikiran di era teknologi yang menjamur sekarang ini. Menurutnya justru seniman bisa mendapat ruang ekspresi yang besar dari adanya dua hal tersebut.
"Bagaimanapun sebuah karya, kita tidak boleh mengenyampingkan mitologis. Justru teknologi bisa membantu menyampaikan mitologi itu. Bagaimana nanti pendapat masyarakat, itu hak mereka menyampaikan pendapat. Bagi saya ini memberikan ruang berekspresi bagi pekarya muda," katnya.
Sebanyak 40 Karya Nominator dari kompetisi BAAA #3 akan dipamerkan Museum Basoeki Abdullah mulai dari tanggal 25 September 2019 hingga 25 Oktober 2019 mendatang. Dari ke 40 karya nominator tersebut juga telah terpilih 5 karya terbaik hasil penjurian yang dilakukan oleh pelaku seni kondang di Indonesia.